S
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok
Bahasan : Kesehatan Reproduksi
Sub
Pokok Bahasan : Pendidikan
Seks Dini (sex education)
Sasaran : Siswa SMP
Hari
dan Tanggal : 10 April
2017
Waktu : 35 Menit
Tempat : SMPN 1 Teluk Batang
Penyuluh : Ardianti,
SST., M.Kes dkk
I.
Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan
seks dini pada remaja selama 35 menit, diharapkan remaja di SMPN 1 Teluk Batang
dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya seks pra-nikah.
II.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang hubungan seks dini,
diharapakan remaja di SMPN 1 Teluk Batang dapat :
a. Menjelaskan
pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Menjelaskan
ciri-ciri remaja
c. Menjelaskan
factor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Menjelaskan
cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Menjelaskan
akibat hubungan seksual dini
f. Menjelaskan
macam-macam penyalahgunaan seks
III.
Materi
1. Pengertian
remaja dan hubunga nseksual dini
2. Ciri-ciri
remaja
3. Factor-faktor
yang mendorong hubungan seksual dini
4. Cara
mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5. Akibat
hubunga nseksual dini
6. Penyalahgunaan
seks
IV.
Metode
Ceramah, Tanya jawab,
diskusi
V.
Media
Laptop, LCD, microfon
VI.
Kegiatan inti
NO
|
TAHAP/WAKTU
|
KEGIATAN PENGAJAR
|
KEGIATAN
PESERTA
|
METODE
|
MEDIA
|
1.
|
Pendahuluan
/ 5 menit
|
-
Memberi salam pembuka dan memperkenalkan diri.
-
Menginformasikan materi yang akan disampaikan.
-
Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai pada akhir penyuluhan.
-
Apersepsi dengan cara menggali pengetahuan yang dimiliki peserta.
|
-Menjawab salam dan memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan
|
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Ceramah
|
LCD,
Laptop, dan Microfon
|
2.
|
Penyajian
materi / 20 menit
|
-
Menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini.
-
Menjelaskan ciri-ciri remaja.
-
Menjelaskan factor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini.
-
Menjelaskan akibat hubungan seksual dini.
-
Menjelaskan macam penyalahgunaan seks
-
Memberikan kesempatan bertanya seputar materi yang disampaikan.
-
Memberikan kesempatn kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan.
-
Menjelaskan dan menjawab pertanyaan
|
Memperhatikan dan mendengarkan
|
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Ceramah
-
Tanya jawab
|
Power point
|
3.
|
Evaluasi
/ 5 menit
|
Memberikan
pertanyaan kepada peserta seputar materi yang telah diberikan.
|
Menjawab
pertanyaan
|
Tanya
jawab
|
Lisan
|
4.
|
Penutup
/ 5 menit
|
-
Menyimpulkan materi
-
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam penutup.
|
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan dan menjawab salam
|
-
Ceramah
-
Ceramah
|
Lisan
|
VII.
Evaluasi
Soal :
1. Jelaskan
pengertian remaja dan hubungan seksual dini !
2. Jelaskan
ciri-ciri remaja !
3. Sebutkan
faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini !
4. Sebutkan
cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini !
5. Sebutkan
akibat dari hubungan seeksual dini !
6. Sebutkan
macam-macam penyalahgunaan seks !
Jawaban :
1. Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
2. Ciri-ciri pada remaja,
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat
dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas
diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau
ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan
diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih
selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan,
peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal
atau abstrak.(Widyastuti dkk,
2009).
3. Faktor
yang mendorong hubungan seksual dini adalah faktor hubungan, faktor gaya hidup,
faktor fisik dan faktor harga diri.
4. Cara
mengendalikan dorongan hubungan seksual dini antara lain : taat beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, remaja memahami tugasnya misalnya belajar/ bekerja, mengisi waktu
dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian, dan
berorganisasi, serta pengawasan dari orang tua.
5. Berhubungan
seks di usia kurang dari 18 tahun lebih rentan terkena berbagai macam oenyakit
fisik maupun psikologis.
Secara
fisik sel-sel diantara vagina dan cervix belum matang mudah terjadi “perlukaan”
bila terkena trauma yang bisa terjadi pada saat coitus (berhubungan badan) yang
menyebabkan virus HPV yang merupakan virus penyebab kanker serviks dan virus
HIV penyebab AIDS. Semakin muda usia saat berhubungan seksual maka resiko
kanker serviks dan AIDS juga akan lebih tinggi.
6. Macam
penyalahgunaan seks antara lain :
a. Seks
sebagai alat pencari kepuasan
b. Seks
digunakan sebagai ekspresi kemarahan
c. Seks
sebagai kekuatan
d. Seks
digunakan untuk eksploitasi komersial
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1. Populernya
seks pra-nikah dikalangan remaja, karena adanya tekanan dari teman-teman,
lingkungan, atau mungkin pasangan sendiri.
2. Faktor-faktor
yang menyebabkan munculnya perilaku seks bebas adalah krisis identitas dan
kekurangan control diri.
3. Upaya
untuk mengatasi dan mencegah perilaku seks bebas yaitu orang tua harus memberi
kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak remaja, adanya pengawasan yang
tidak mengekang, bimbingan kepribadian dan pendidikan agama.
LAMPIRAN
URAIAN MATERI PENDIDIKAN SEKS DINI
(SEX EDUCATION)
1.
Pengertian
Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21 tahun.
Hubungan seksual dini adalah
hubungan seksual yang di lakukan di usia dini untuk menyalurkan dorongan
seksual.
2.
Ciri-ciri
remaja
Berdasarkan sifat atau ciri
perkembangan nya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat
dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas
diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau
ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan
diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih
selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan,
peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal
atau abstrak.
Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
a. Tanda-Tanda Seks Primer
Pada laki-laki akan mengalami mimpi
basah yang menandakan bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria telah matang,
artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual, sehingga
mengeluarkan sperma.
Pada perempuan, datangnya masa haid
atau menstruasi, yaitu keluarnya darah kotor dari kemaluan.
b. Tanda-Tanda Seks Sekunder
Pada Laki-Laki
1) Tumbuh jakun pada leher. Jakun
adalah bagian yang menonjol pada leher seseorang.
2) Tumbuh rambut pada bagian tertentu,
seperti pada sekitar kemaluan, ketiak, kumis.
3) Dada lebih bidang.
4) Suara menjadi lebih berat (besar).
Pada Wanita
1) Pinggul membesar.
2) Payudara membesar.
3) Tumbuh rambut pada sekitar kemaluan
dan ketiak.
3.
Faktor-Faktor
yang mendorong Hubungan Seksual Dini
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan
keinginan seksual karena alasan fisik. Aktivitas seksual dapat menyebabkan
nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat
menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan
adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah
bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan
mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan
telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan
yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Keterampilan seperti ini
memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam
berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan
ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa
yang diterima atau menyenangkan.
c. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup, seperti
penggunaan atau penyalahgunaan alkohol dapat mempengaruhi keinginan seksual.
Namun demikian, banyak bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif
alkohol terhadap seksual jauh melebihi euphoria (perasaan yang
berlebihan) yang mungkin dihasilnya. Pada awalanya menemukan waktu yang tepat
untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup.
d. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri juga dapat
menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas. Jika harga diri seksual tidak
pernah diperlihatkan dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual
diri dan dengan mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin menyebabkan
perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual
dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan penganiayaan
fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam.
4.
Cara
mengendalikan Dorongan Hubungan Seksual Dini
a) Taat beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa
b) Remaja memahami tugasnya, misalnya
belajar/ bekerja
c) Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan
kemampuan misalnya: olahraga, kesenian,
dan
berorganisasi.
d) Pengawasan dari orang tua
5.
Akibat
Hubungan Seksual Dini
a. Kanker serviks dan AIDS
b. Kehamilan tidak diinginkan
c. Aborsi
d. Gangguan psikologis
6.
Penyalahgunaan Seks
Selain
terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks
sebagai alat pencari kepuasan
Seperti, hubungan
seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota
keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila
seks terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi
beberapa orang menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan
ketakutan.
b. Seks
digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Seperti tindak
pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan mencerminkan tindak kemarahan
terhadap wanita.
c. Seks
sebagai kekuatan
d. Eksploitasi
komersial
DAFTAR PUSTAKA
Greenwood,
Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta:
Arcan
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakarta: EGC
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3.
Jakarta: EGC
Komentar
Posting Komentar