ANAK GADIS PADA MASA ADOLESENCE

A.    Pengertian
Adolesense berasal dari istilah latin, yang berarti masa muda yang terjadi antara 17 – 30 tahun. Sehingga disimpulkan bahwa proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 11 –22 tahun.
Anak gadis pada masa adolesense adalah anak gadis masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara 11/12 – 21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri.

     B.     Ciri-ciri Perkembangan Adolesense
Bagi anak gadis, perkembangan fisik yang berhubungan dengan aspek seksual yang terjadi selama masa puber memiliki ciri-ciri yang amat khas. Walaupun masing-masing anak dapat berbeda dalam perkembangannya tetapi, umumnya ciri-ciri standart perkembangan tersebut adalah :
1.    Perkembangan mulai kira-kira pada umur 11 tahun.
2.    Buah dada mulai tumbuh dan pantatnya makin membulat.
3.    Rambut di kemaluan mulai tumbuh.
4.    Uterus, vagina, labia dan clitoris mulai membesar ukurannya.
5.    Selanjutnya bulu di kemaluan mulai terlihat jelas dan buah dada semakin membesar.
6.    Perkembangan secara fisik ini mencapai puncaknya kira-kira pada usia 12 tahun.
7.    Pada puncak perkembangan ini menstruasi mulai datang.
8.    Setelah fase ini mereka akan dapat melakukan pembuahan (konsepsi) kira-kira setahun setelah menstruasi datang.

       Ketika pertumbuhan ini sedang terjadi, ada kalanya tubuh seorang anak gadis tumbuh secara asimetris. Misalnya, kaki mereka tumbuh lebih dulu. Lalu tungkai dan lengan. Selanjutnya baru bagian tubuh lainnya. Ada kalanya ketika pertumbuhan ini sedang terjadi mereka tampak lucu dan ini kadang kala dapat membuatnya minder. Misalnya ukuran kaki yang tiba-tiba dirasakan besar sekali. Untuk itu orang tua sebaiknya membantu mereka dengan menjelaskan tentang pertumbuhannya itu melalui informasi-informasi yang benar.

     C.     Tipe-tipe Gadis Adolesense
            Tipe-tipe gadis adolescentia diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Pelarian Diri
            Pada beberapa anak gadis yang lebih tua atau lebih dewasa, usaha pelarian diri dari pemuasan gelora nafsu–nafsu seksualnya disubstitusikan dalam bentuk: pemilihan suatu profesi yang hakekatnya kurang ditekuninya atau mereka menggabungkan diri pada suatu kelompok ideologi politik atau pada satu partai religi agama.
2.    Energi Intelektual Tinggi
            Seorang wanita atau gadis yang memiliki energi intelektual tinggi yang telah meninggalkan sama sekali kehidupan perasaaan dan fantasi seksual itu bisa mengakibatkan mengering atau menipisnya rasa kewanitaannya, dan jelas menghambat perkembangan fungsi–fungsi kewanitaannya. Dikemudian hari bisa menghambat fungsinya sebagai seorang ibu. Sekalipun ia cukup intelek dan perbuatan–perbuatannya secara normatif bisa dinilai sebagai luhur, juga dia sendiri bisa berkembang, namun pada hakekatnya tetap saja ia tidak dewasa.
3.    Energik dan Ambisius
            Anak gadis yang energik dan amibisius, yang sanggup mendesakkan dorongan–dorongan seksualnya, dan susah payah bisa mencapai cita–cita intelektualnya itu pada umumnya banyak mengalami stagnasi pada kehidupan emosionalnya dan mereka dihinggapi kompleks–kompleksnya kejantanan yang tidak mapan. Pola identifikasi  lama yang terdapat pada anak–anak gadis lebih pekat melekat dan berlangsung dalam waktu yang lama pula.
4.    Rasa Malu Berlebihan
            Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu, karena rasa malu merupakan salah satu control dalam kehidupan seseorang, tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan sosial seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang.rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian social, rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di sebabkan karena dia merasa rendah diri, rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman, sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga dari pada dengan orang lain.
Di bawah ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
a.    Kenalilah rasa malu itu, apa yang membuat kamu merasa malu, apakah keadaan fisik atau hal-hal yang bersifat psikologis.
b.    Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar, namun jangan pernah menyalakan diri sendiri.
c.    Ketika sedang mengalami rasa malu, amatilah reaksi tubuh kamu, apakah kamu merasa tidak nyaman, gelisah, serba salah, tangan gemetar atau reaksi fisik lainya. Telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negatif itu muncul.
d.   Kenalilah kelemahan kamu, apa yang membuat kamu merasa malu karena semua orang memiliki kelemahan, tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut.
e.    Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan dan kelebihan itu merupakan modal untuk percaya diri.
f.     Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai. Langkah terakhir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan.
g.    Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai, karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol.
h.    Tampilkan sisi terbaik, tonjolkan kelebihan yang di miliki.
i.      Jangan takut akan penolakan dan cacian, jika di awal mental kita sudah jatuh maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal.
j.      Pelajari situasi, jangan sampai rasa malu justru membuat kita terjebak dalam situasi, harus belajar untuk tetap tenang dan pelajari apa yang sedang terjadi.




PERUBAHAN PSIKIS PADA ANAK GADIS MASA ADOLESCENCE
            Pada masa adolescence, biasanya akan terjadi perubahan pada diri seorang gadis baik fisik maupun psikis, walaupun akibatnya sementara akan tetapi mempengaruhi perubahan dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya:
   1.      Cinta Diri atau Narcisme
            Cinta bermakna perasaan puas pada diri seseorang, sehinga suatu atau yang di cintai akan mendapat perlakuan yang istimewa dari orang yang di cintainya, mendapat penjagaan, di perlakukan secara istimewa, membayangkan keberadaannya, semua hal yang di lakukan karena cinta adalah demi menjaga keberadaan dan rasa puas yang dimiliki terhadap yang di cintai. Kalau yang di cintai berupa barang, maka barang tersebut tidak akan pernah di rusakan, cacat atau di rampas orang.
            Diri sendiri bermakna bukan orang lain istilahnya yaitu “AKU”, meliputi tubuh dan batin. Jadi mencintai diri sendiri adalah mencintai tubuh dan batin, bagaimana seseorang mencintai dirinya maka ia akan merawat tubuhnya, menjaganya, dan tidak akan membahayakannya.
            Cinta diri merupakan sumber pergeseran dan benturan sebanyak komponen yang ada pada manusia, cinta diri menciptakan tuntutan hasrat dan kebutuhan serta kebebasan yang meluas pada manusia. Ada dua kepentingan hidup yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Berkorban demi kepentingan umum menjadi tidak berarti, karena naluri cinta dirinya tidak membiarkan kehilangan kesempurnaan sedikitpun dari dirinya. Berdasarkan cinta diri setiap manusia selalu mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum.
Ada 2 jenis Cinta Diri:
   a.       Cinta Diri Positif
1)      Terdiri dari, kecintaanmu pada dirimu, jelas melebihi kecintaanmu pada orang lain.
2)      Cinta pada diri sendiri dan orang lain dapat saling berdampingan
3)      Cintailah orang di sekelilingmu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, menunjukan bahwa integritas keunikan diri serta cinta dan pengertian terhadap manusia lainnya.

   b.      Cinta diri negatif
Dimana seseorang hanya mencintai dirinya sendiri tanpa mementingkan kepentingan orang lain.dan mementingkan kepentingan dirinya tanpa mempertimbangakan orang lain di sekelilingnya.

     2.      FANTASI SEXUAL
            Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasih sayang satu sama lain, mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa dan bagaimana mereka (lawan jenis) di mata orang lain, mereka mulai merasakan ketertarikan secara sexual antara satu dengan yang lain.sehinga timbul yang di namakan rasa suka, ingin memiliki dan saling memuji.bagi remaja yang pola perkembanganya normal dalam arti dia menyadari setiap tahap perkembangan, maka tidak adanya hambatan dalam dirimya untuk melewati fase ini, akan tetapi apabila ada remaja yang memang tidak melewati fase ini maka, akan terjadi keterbelakangan daya tarik atau ketertarikan dengan lawan jenis pada masanya.
Penyebab :
a.       Perubahan hormonal
b.      Merosotnya kepercayaan terhadap agama
c.       Norma agama
d.      Faktor sosial ekonomi yang menyebabkan taraf pendidikan rendah
e.       Cinta diri yang menyangkut keadaan tubuh (body image)
f.       Media masa yang canggih
g.      Pendidikan orang tua yang kurang
h.      Pergaulan bebas

     3.      MULTIPLE PERSONALITY
            Kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau multiple personality. Secara mudahnya bisa di katankan 2 atau lebih jiwa yang  menghuni badan dan raga seseorang. Ini merupakan salah satu bentuk kelainan jiwa, dalam pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit jiwa. Sakit jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas hidupnya, tertawa sendiri, menagis, berhalusinasi. Sedangkan kelainan jiwa lebih halus dari sakit jiwa, kelainan jiwa masih dalam tahap normal, tidak mengganggu dan biasanya tidak teridentifikasi bila tidak mengunakan alat tes psikologi.
Contohnya, rasa takut berlebihan, takut gelap, takut keramaian, takut laba-laba (secara berlebihan). Kelainan jiwa ini bisa bersifat keturunan atau juga pengaruh lingkungan biasanya karena obsesi yang mendalam atau tekanan jiwa atau batin yang keras dan lama.
            Penyebab terjadinya gangguan kepribadian majemuk di akibatkan oleh penyiksaan fisik yang di lakukan oleh ibu atau bapaknya sendiri. Akan terjadi pribadi dominan bisa menyadari pribadi-pribadi lainya namun pribadi asli kadang tidak menyadarinya sama sekali.

     4.      PSEDOAFEKTIVITAS
            Menurut  Dr. Helena Deutsh bahwa relasi emosional dari identifikasi total disebut PSEDOAFEKTIVITAS, yang dapat menimbulkan gejala-gejala neorologis dan patologis. Ada juga gadis-gadis adolesence yang berbakat intelektual tinggi yang tidak mampu mengendalikan macam-macam identifikasi, dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat mudah terpengaruh oleh sugesti dari luar, sehinga ia sulit mendapatkan keseimbangan batin.
            Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif merusak pada diri sendiri dan lingkunganya. contoh kongkritnya adalah:
  1. Peristiwa kawin cerai berulang kali
  2. Prostitusi atau pelacuran
  3. Berganti-ganti lapangan kerja tanpa sebab yang jelas
  4. Petualangan cinta (ganti-ganti pacar).

Adakalnya identifikasi total ini mengakibatkan timbulnya, pribadi majemuk di mana munculnya pribadi sendiri yang tidak sama dengan pribadi yang teridentifikasi, freud menanamkan gejala tersebut sebagai fenomena hidup. Proses identifikasi ini bisa berlangsung terhadap beberapa orang sehinga timbul perpecahan pribadi yang di kenal sebagai gejala majemuk pribadi.

DAFTAR PUSTAKA 

Komentar