KEGIATAN SOSIAL BUDAYA/SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT/KESEHATAN IBU DAN ANAK



T U G A S   I N D I V I D U
ILMU SOSIAL BUDAYA DAN DASAR
“Kegiatan Sosial di Daerah yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat dan Sosial Budaya di Daerah yang Mempengaruhi Kesehatan Ibu dan Anak”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial budaya dan dasar


Disusun Oleh :

                                          NAMA            :           ARDIANTI
                                          NIM                :           15140082
                                          KELAS           :           B12.2


 
PROGRAM STUDI DIV-BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016



KEGIATAN SOSIAL DI DAERAH TEMPAT TINGGAL SAYA ( TELUK BATANG/KALIMANTAN BARAT) YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT


1)      Self Concept
·      Sistem kartu pendaftaran di puskesmas
Ada beberapa masyarakat yang merasa puas dengan sistem kartu pendaftaran, sedangkan orang lain merasa lebih repot, maka Rumah Sakit harus melakukan upaya penjelasan sistem tersebut justru akan lebih memudahkan.

2)      Image Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan
Di daerah saya seorang guru apabila sakit akan berobat ke dokter, sedangkan petani apabila sakit pergi ke dukun, hal ini akan berpengaruh pada keluarga petani juga akan berobat ke dukun, walaupun sekolah menganjurkan ke Puskesma, karena masih melekat budaya setempat yang turun temurun.

3)      Pengaruh Indentifikasi Individu dalam Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan
·      Perilaku masyarakat daerah saya lebih senang BAB disungai walaupun dibuatkan tempat BAB yang baik mereka tetap akan kembali disungai.
·      Perilaku anak remaja yang membiasakan hidupnya untuk merokok

4)      Tradisi terhadap Perilaku Kesehatan
·      Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan di daerah tempat tinggal saya, misalnya tradisi merokok bagi remaja laki-laki maka kebanyakan laki-laki lebih banyak yang menderita penyakit paru dibanding wanita.
·      Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan berbau amis. Padahal, dengan mengkonsumsi ikan dapat membantu proses pengembalian penyembuhan organ reproduksi terhambat dan ASI tidak lancar.



SOSIAL BUDAYA DI DAERAH TEMPAT TINGGAL SAYA ( TELUK BATANG/KALIMANTAN BARAT ) YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN IBU DAN ANAK

Aspek Sosial Budaya dalam Kesehatan Ibu
     1)      Setelah melahirkan ibu nfas dan bayi tidak boleh turun dari rumah sebelum diturunkan oleh dukun. Dalam hal ini, jika terjadi komplikasi obstetri dan neonatus maka akan terjadi 3 terlambat.
     2)      Ibu Hamil Lebih Mempercayai Dukun Beranak
Memasuki masa persalinan merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian. Sejumlah faktor memandirikan peranan dalam proses ini, mulai dari ada tidaknya faktor resiko kesehatan ibu, pemilihan penolong persalinan, keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan kesehatan, kemampuan penolong persalinan sampai sikap keluarga dalam menghadapi keadaan gawat.
     3)      Larangan Mengkonsumsi Ikan dan Telur
Ibu nifas tidak dibolehkan makan ikan dan telur karena dapat menyebabkan asi dan darah nifasnya berbau amis. Hal tersebut mengakibatkan kembalinya penyembuhan organ reproduksi terhambat dan ASI tidak lancar.
     4)      Jauhnya Pelayanan Kesehatan
Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat. Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.
     5)      Anjuran-anjuran Pasca Melahirkan
Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh.

     6)      Gizi Wanita Hamil dengan Kebudayaan                       
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan- pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan masyarakat-masyarakat tradisional yang pada umumnya sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.

Apek Sosial Budaya dalam Kesehatan bayi
     1)      Makanan yang Keluar dari Mulut Ibu yang Terbaik bagi Bayi
Masyarakat daerah kami, umumnya para ibu nifas biasa memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya terlebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi.
     2)      Bayi tidak boleh keluar dari rumah di hari kelahirannya, saat hari kelahirannya tidak dapat mengikuti imunisasi dan jika bayi sakit tidak boleh dibawa ke puskesmas. Dalam hal ini, dapat terjadi 3 terlambat.
     3)      Bayi tidak boleh ditimbng, sehingga tumbuh kembang bayi tidak dapat dipantau.

     4)      Kolostrum Dianggap sebagai Susu yang Sudah Rusak
Masyarakat tradisional di daerah kami menganggap kolostrum sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang menganggap kolostrum dapat menyebabkan diare, muntah, dan masuk angin pada bayi. 

     5)      Dukun sebagai Penyembuh 
Masyarakat pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang-kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan dipercaya hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. 

     6)      Pengobatan dan Penyakit
Dari sudut pandang sistem medis moderen adanya persepsi masyarakat yang berbeda terhadap penyakit seringkali menimbulkan permasalahan.Sebagai contoh ada masyarakat pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang- kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. Padahal kejang-kejang tadi mungkin disebabkan oleh demam yang tinggi, atau adanya radang otak yang bila tidak disembuhkan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan kematian.
Mitos yang berkembang di masyarakat diantaranya yaitu :
a.       Jika rambut anak anda basah maka anak anda akan masuk angin
Faktanya, pakar kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang dilakukan di Ingggris dimana setengah kelompok anak dibiarkan dalam ruangan yang hangat sedangkan sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup. Setelah beberapa jam, kelompok yang brada di lorong tidak mengalami pilek atau flu.
b.      Anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air ketika demam.
Hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit. Meski demikian, anak tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare
.
c.       Anak akan kehilangan 75% panas tubuh melalui kepala.
Mitos macam itu berkembang karena keharusan kepala bayi yang baru lahir ditutupi ketika cuaca dingin. Hal itu dibenarkan, karena kepala bayi memiliki prosentase lebih besar daripada bagian tubuh lainnya. Akan tetapi, ketika sudah besar, keluarnya panas melalui kepala kepala hanya 10%, sisanya panas tubuh keluar melalui kaki, lengan dan tangan.


PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI ASPEK SOSIAL BUDAYA DI ATAS :
1.      Melakukan pendekatan terlebih dahulu baik pada ibu hamil maupun dukun. Dalam menolong persalinan, jika tetap ditolong oleh dukun maka harus tetap didampingi bidan. Seperti ibu saya, menolong persalinan berkolaborasi dengan dukun. Dukun memegang tugas untuk merawat bayi seperti memandikan bayi dan mengganti celana/pakaian bayi. Sedangkan ibu saya memegang tugas dalam menolong persalinan sampai selesai.
2.      Menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga atau fasilitas kesehatan agar ketika dilakukan perujukan akan lebih mudah untuk dihubungi.
3.      Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan pengayoman medis kontrasepsi.
4.      Memberikan KIE kepada rakyat setempat, bisa melalui kelompok-kelompok kecil masyarakat.
5.      Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
6.      Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
7.      Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.
8.      Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya masyarakat.
9.      Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan lainnya.

Komentar