BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikologis Kehamilan
- Perubahan dan Proses Psikologis Selama Kehamilan
Permasalahan psikologis selama masa kehamilan adalah suatu
kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan emosi, kepribadian,
motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa kehamilan.
Peristiwa dan proses psikologis pada
kehamilan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Trimester Pertama
Trimester pertama sering dianggap
sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap
kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan
arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada
trimester pertama kehamilan.
b. Trimester Kedua
. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan
rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama. Pada trimester
kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum
menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan
kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari perhatian ibunya
menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan dalam
meningkatnya libido dan kepuasan seks.
c. Trimester
Ketiga
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa
khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung dan jelek
sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping itu ibu
mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif).
- Faktor-faktor yang Menimbulkan Stres pada Wanita Hamil
Pada saat seorang wanita hamil,
maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut–turut akan mengalami perubahan
baik fisik maupun psikis, perubahan–perubahan yang tejadi mencakup aspek–aspek
sebagai berikut :
1)
Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan
menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara.
2)
Perut semakin membuncit
Selama kehamilan banyak wanita
yang mengalami perasaan–perasaan :
a.
Marah
b.
Tertekan
c.
Bersalah
d.
Bingung
e.
Was-was
f.
Kesal
g.
Pilu
h.
Khawatir
Hal ini biasanya di tandai dengan
gejala–gejala :
a.
Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
b.
Tidak bisa tidur
c.
Selalu menangis
d.
Perasaan cepat berubah
e.
Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
f.
Senantiasa berfikiran negatif
g.
Merasa tidak mampu dan takut atau gugup
h.
Tidak bias memusatkan perhatian
i.
Lebih sering lupa, bingung dan merasa bersalah
j.
Makan yang sangat sedikit atau sangat banyak
k.
Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi psikologis pada Wanita Hamil
a.
Sudah punya anak banyak
b.
Khawatir berubah penampilan
c.
Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
d.
Keluhan sulit tidur
- Cara Mengatasi Masalah-Masalah Psikologis Ibu pada Saat Kehamilan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah psikologis ibu pada saat kehamilan, yaitu:
a. Bersikap
terbuka dengan pasangan
b. Konsultasi
dengan bidan atau tenaga kesehatan yang lain.
1) Menjelaskan
bahwa apa yang dirasakan ibu adalah sesuatu yang normal.
2) Mengungkapkan
bahwa setiap pengalaman kehamilan adalah unik.
3) Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi,
petumbuhan bayi, tanda-tanda kelahiran dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
4) Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan
yang dialami oleh ibu dan cara mengatasinya.
5) Mendiskusikan
tentang rencana persalinan
c. Curahkan isi
hati kepada pasangan atau sahabat.
d. Usahakan lebih
banyak istirahat
e. Jangan ragu
untuk meminta bantuan kepada suami, teman, ataupun keluarga.
f. Luangkan waktu,
untuk diri sendiri, manjakan diri dengan relaksasi, pijat atau apapun yang
dapat menghibur diri
g. Menciptakan suasana
yang nyaman dan tenteram bagi ibu.
h. Melakukan
antisipasi sejak awal bagi diri sendiri. Contohnya, ibu perlu mensyukuri
kehamilan tersebut sebagai anugerah yang Tuhan berikan.
i. Mendengarkan music
j. Melakukan senam hamil
k. Latihan pernapasan
- Permasalahan Psikologis yang Memerlukan Penanganan Khusus
Adapun beberapa gejala yang dapat terjadi pada ibu
beserta penanganannya, yaitu:
a. Pseudosyesis
·
Wanita tidak hamil yang percaya bahwa dirinya hamil,
diikuti dengan munculnya gejala dan tanda ( dugaan ) kehamilan
·
Lakukan anamnese terarah yang akurat ( termasuk latar
belakang psikis ), pemeriksaan fisik ( khoasma atau hiperpegmentasi, pelunakan
dan keunguan pada serviks, pembesaran uterus ) dan pemeriksaan tambahan ( USG
dan uji kehamilan ).
·
Lakukan konseling
bahwa kehamilan harus dipastikan ( perdarahan lucut dengan kombinasi
estrogen-progesteron ), akan dilakukan upaya pemeriksaan dan pengobatan untuk
kehamilan dan dukungan psikososial
b. Reaksi cemas
·
Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang
berlebihan
·
Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut
mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik ( twitching,
tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah, insomnia )
·
Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom
( palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak tangan, berkeringat, pusing,
rasa terganjal pada leher )
·
Tenangkan dengan
psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur
ini sebaiknya paling pertama dilakukan
·
Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan
sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka harus dilakukan rawat inap
di rumah sakit.
c. Reaksi panik
·
Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat,
terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
·
Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik,
telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati,
atau merasa tidak tertolong lagi.
·
Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan,
muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, dan cepat dan takhikardi.
·
Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang
relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
d. Reaksi
obsesif-kompulsif
·
Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu
timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa
objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
·
Pengulangan
perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang
lain.
·
Adanya potensi
gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan
untuk dirawat dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai.
Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional
yang normal.
·
Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan
observasi ketat
e. Depresi berat
·
Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih,
tidak bergairah, menyendiri penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa
tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh
diri.
·
Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya ( 1999 ) menunjukan
angka kejadian depresi pasca persalinan ( Postpartum Blues ) sebesar 15,2% ( persalinan
fisiologis ) dan 46,2% ( persalinan patologis ).
·
Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung
menarik diri, tidak mampu berkomunikasi, kurang perhatian dan sulit untuk
mengingat sesuatu.
f. Reaksi mania
·
Reaksi mania ditandai dengan rasa gembira yang berlebihan
( eforia ), mudah terangsang, hiperaktif, banyak bicara ( logore ), mengganggu
dan rasa percaya diri yang berlebihan.
·
Reaksi mania dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup
rumit karena obat lithium karbonat, dapat menimbulkan berbagai akibat yang
merugikan pada janin ( Ebstein’s abnormality, kelemahan tonus otot dan
menurunnya kemampuan menghisap pada bayi yang baru dilahirkan ).
·
Pasien-pasien yang terkontrol pada saat hamil, cenderung
mengalami episode mania pada 7-14 hari saat pasca persalinan.
g. Skizofrenia
·
Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir,
persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu, dapat dijumpai halusinasi, waham
kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan realita dan lingkungan
sekitarnya.
·
Obat untuk penderita skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak
dianjurkan untuk menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan,
dapat digunakan terapi kejut listrik ( ECT ).
h. Rasa kehilangan
·
Rasa kehilangan merupakan adaptasi dari kemarahan,
kekecewaan dan kesedihan yang harus dihadapi dan diatasi.
·
Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk
memutuskan apa yang terbaik bagi yang mereka ( menyimpan hasil konsepsi,
menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang telah dilahirkan, meminta
otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik.
·
Beri kesempatan ( paling tidak 6 bulan ) untuk resolusi,
sebelum memulai kehamilan berikutnya.
- Penanganan Masalah Kejiwaan Menurut Tingkat Pelayanan Kesehatan
Tanda dan Gejala
|
Ibu hamil dengan masalah atau gangguan kejiwaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan/keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya
|
|||||
Dugaan
|
Kehamilan dengan gejala cemas, panik,
obsesif-kompulsif, depresi, mania atau skizofrenia
|
|||||
Kategori
|
Cemas
|
Panik
|
Obsesi
|
Depresi
|
Mania
|
Skizo
|
Tingkat
|
Upaya
|
|||||
Polindes
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pasca terapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Puskesmas
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk Observasi
Pasca
Rujukan
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap/ memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala yang berbahaya bagi ibu dan
janin/memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk bila gejala tetap memburuk
|
Rumah Sakit
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
ANC/profil biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
AD trisiklik
ECT/TKL
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Li-karbonat
Konsultasi psikolog/ psikiater
ANC/Profil biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan terapi
Sedatif
Psikofarmaka/ECT
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
B. Macam-macam Gangguan Psikologis pada Masa Kehamilan
1)
Gangguan Obsesif atau Kompulsi
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang
cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang
menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal, misalnya keinginan.
Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon
atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan
mental yang nyata pada wanita hamil.
2)
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar atau gangguan manik ditandai oleh periode euphoria,
atau iritabel yang jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bias
memusatkan perhatian dan harga diri yang berlebihan. Baik gangguan depresi
maupun episode manic bias disertai gambaran psikotik, misalnya ; halusinasi
auditorik maupun ide-ide delusi, 15-25% diantara wanita pernah mengalami depresi
selama hidupnya. Insidens gangguan bipolar atau gangguan manic ±0,5-1,5%.
Insidens depresi mayor dan gangguan manic cenderung meningkat pada periode
pasca persalinan.
Ada dua gejala yaitu :
1.
Gejala gangguan depresi lain
a. Wajah murung.
b. Lebih gampang
menangis (cengeng).
c. Gelisah dan iritabilitas meningkat.
d. Sulit konsentrasi.
e. Ragu-ragu.
f. Sering lupa.
g. Timbul ide kematian dan bunuh diri biasa
ditemukan pada depresi mayor.
2.
Gejala umum mania
a.
Ketidakstabilan mood dengan adanya peralihan mood yang cepat
dari kemarahan dan depresi.
b.
Cara bicara mania sangat cepat, keras dan sulit dipotong.
3)
Skizofrenia
Merupakan gangguan pikiran, persepsi seperti : halusinasi
pendengaran, waham kesabaran, asosiasi longgar dan bicara kacau. Selama fase
akut, kehamilan dan skizofrenia sering mengalami eksaserbasi gejala psikotik,
waham cenderung aneh dan ada hubunganya dengan perubahan fisik dan pergerakan
janin pada kehamilan. Halusinasi pendengaran mempengaruhi langsung suara
mengintruksikan memukul perut supaya janin keluar. Wanita hamil dengan adanya
psikotik menolak kehamilannya sampai melahirkan.
4)
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah hasil
dari pengggunaan mekanisme pertahanan yang tidak cukup, stereotipi dan mal
adaptasi yang kronis.
The
Diagnostic and Statistical Manual membagi 3 jenis kepribadian :
1. Paranoid, schizoid dan gangguan
kepribadian skizotipal khas diketahui dari keganjilan atau keeksentrikannya.
2. Histerik, narkistik, antisocial dan
gangguan borderline cirri khasnya timbul secara dramatis.
3. Menghindar, tergantung, kompulsif
dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan ketakutan dan kecemasan. Faktor
genetic dan lingkungan penting dalam timbulnya penyakit ini dimana
prevalensinya mungkin setinggi 20% individu yang menderita mengenali
maasalahnya dan berobat.
C. Pengaruh Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil terhadap Janin yang Dikandung
·
Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang
dikandungnya. Jika masalah ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh
fatal pada proses pembentukan organnya.
·
Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak
hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran premature dan tidak berkembangnya
janin.
·
Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai.
Artinya, janin sudah lebih kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu,
janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap sentuhan dari luar dan sudah
bias merasakan kondisi psikologis ibunya.
·
Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
D.
Contoh Asuhan
Kebidanan pada Ibu dengan Gangguan Psikologis Masa Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN
Ny
“S” umur 20 tahun G1P0A0Ah0 UK 20 minggu dengan psikosa kehamilan di RSUD Wonosari.
DATA SUBJEKTIF
Ny.
Sumarni (20 tahun) mengatakan hamil ke-1, umur kehamilan 20 minggu.
HPHT 8
November 2009
Keluhan
utama :
1. Ibu
mengatakan merasa sangat bersalah, sedih dengan kehamilannya saat ini
2. Ibu
mengatakan bahwa kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha
menyakiti dirinya sendiri
3. Ibu
mengatakan sering mengkhayal bayinya sudah mati
Pola Aktivitas
1. Istirahat/tidur
: 5 jam tidur malam, jarang tidur siang
2. Pola
hubungan seksualitas : ibu enggan untuk berhubungan seks
Riwayat Kesehatan
1. Penyakit
sistemik yang pernah atau sedang diderita :
Tidak ada
2. Penyakit
yang pernah atau sedang diderita keluarga :
Nenek ibu pernah mengalami gangguan jiwa
3. Kebiasaan–kebiasaan : Perubahan pola makan (
termasuk ngidam,
nafsu makan turun, dan
lain–lain ), nafsu makan ibu turun
kadang hanya satu kali sehari.
4. Keadaan
Psikososiokultural : Kehamilan
ini tidak diinginkan
5. Penerimaan
ibu terhadap kehamilan saat ini : Ibu
merasa kehamilannya ini hanya beban untuk semuanya sehingga ibu merasa tidak
ingin melanjutkan kehamilannya.
6. Penerimaan
keluarga terhadap kehamilan ibu : Suami
dan keluarga tidak menginginkan kehamilan ibu karena keadaan ekonomi keluarga
dan suami yang kurang mendukung.
DATA OBJEKTIF
Keadaan
umum agak lemah, ekspresi wajah tegang, cemas dan gelisah, ibu tampak berusaha
menyakiti diri sendiri dengan memukul–mukul perutnya.
BB
:
47 Kg
LILA :
23 Cm
Tanda
Vital :
1. TD :
120/90 mmHg
2. S
:
36ºC
3. N :
100 x/menit
4. RR :
22 x/ menit
Palpasi
Leopold : Teraba ballothement (+)
ASSESMENT
1. Diagnosa
Kebidanan
Seorang wanita usia 20 tahun G1P0A0Ah0 UK 20 minggu
dengan psikosa kehamilan
2. Masalah
Ibu merasa cemas, sulit tidur, panik, ingin menyakiti diri
sendiri dan kadang berhalusinasi.
3. Kebutuhan
Segera
a. Meyakinkan
ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu mengatasi
masalahnya dan ibu tidak perlu takut.
b. Memberikan
penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.
4. Diagnosa
Potensial
5. Masalah
Potensial
Tidak ada
6. Kebutuhan
Tindakan Segera
Berkolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk
pemberian terapi.
PLANNING
1. Memberitahu
hasil pemeriksaan ibu:
TD :
120/90 mmHg
S
:
36ºC
N :
100 x/menit
RR :
22 x/ menit
2. Mendengarkan
pernyataan pasien dengan
sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya:
memberikan sentuhan, anggukan.
Evaluasi : Ibu terlihat agak
tenang
3. Memberitahu
ibu resiko bunuh diri atau melukai
diri sendiri baik bagi ibu maupun janinnya.
Evaluasi :
Ibu histeris mendengarnya dan masih berusaha melukai diri sendiri
4. Memberikan
konseling kepada keluarga tentang keadaan ibu, penyebabnya, dan berusaha memotivasi
keluarga agar menerima kehamilan ibu.
Evaluasi :
awalnya keluarga menolak namun setelah mendengar konseling, mau merubah sikap
terhadap kehamilan ibu.
5. Menganjurkan
keluarga untuk menjauhkan dan menyimpan alat-alat yang dapat digunakan oleh
pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Evaluasi
: Keluarga mengerti dan akan melakukan saran bidan
6. Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan sering berkomunikasi dengan orang lain.
Evaluasi : ibu menyetujui untuk istirahat yang cukup dan
sering berkomunikasi dengan orang lain.
7. Memberikan
penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya kepada klien
dan keluarga untuk diminta persetujuan dan dukungannya.
Evaluasi
: Keluarga menyetujui tindakan terapi
8. Melakukan
kolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk pelaksanaan terapi seperti
pemberian obat anti depresan dan anti psikotik.
9. Memberikan
dorongan moril pada ibu,
mendengarkan cerita keluhan–keluhan ibu
dan menganjurkan untuk berdoa.
Evaluasi : ibu terlihat sedikit lebih tenang setelah
diberi dorongan moril.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Permasalahan psikologis selama masa
kehamilan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan
emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa
kehamilan. Cara
mengatasi gangguan psikologi pada masa kehamilan dengan cara mengurangi stress,
mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan, memberikan support dari pihak
keluarga, periksakan kehamilan secara teratur, makan sehat, jaga penampilan,
mengurangi kegiatan, mendengarkan musik, melakukan senam hamil, latihan
pernapasan. Masalah psikologis yang
memerlukan penanganan khusus adalah Pseudosyesis, reaksi cemas, reaksi
panik, reaksi obsesif-kompulsi, depresi berat, reaksi mania, skizofrenia, rasa
kehilangan. Macam-macam gangguan psikologis pada masa kehamilan adalah gangguan obsesif atau kompulsi, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan kepribadian, paranoid, schizoid dan gangguan
kepribadian skizotipal, histerik, narkistik, antisocial dan gangguan borderline, menghindar, tergantung, kompulsif dan
kepribadian pasif. Pengaruh perubahan psikologis pada ibu hamil terhadap
janin yang dikandung yaitu, akan berpengaruh fatal pada proses
pembentukan organnya, trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif, memicu kelahiran premature dan tidak
berkembangnya janin. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
B.
SARAN
1)
Mencari informasi seputar kehamilan, perubahan yang terjadi dalam diri ibu
dan hal-hal yang perlu dihindari agar janin tumbuh sehat.
2)
Bicarakanlah perubahan selamakehamilan dengan suami maupun keluarga,
sehingga mengetahui dan di harapkan bias berempati dan mampu member dukungan
psikologis yang di butuhkan.
3)
Periksa hamilan secara teratur
4)
Perhatikan penampilan fisik dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan
fisik ringan.
5)
Upayakan dengan berbagai cara agar terhindar dari stress
6)
Lakukan latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk
Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta.
http://www.psychoshare.com/file-2008/psikologi-dewasa/gangguan-psikologi-pada-masa-kehamilan.html Di Posting pada 18 Juni 2015
http://dellaainur.blogspot.co.id/2013/05/gangguan-psikologi-pada-masa-kehamilan.html Di Posting pada 24 Mei 2013
Komentar
Posting Komentar