“ANATOMI
DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA DAN PERTUMBUHAN JANIN”
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Askeb Kehamilan
Dosen Pengampu
Ibu Githa Andriyani,S.ST.,M.Kes.
Disusun
Oleh :
NAMA : ARDIANTI
NIM : 15140082
KELAS : B12.2
PROGRAM STUDI DIV-BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
PEMBAHASAN
ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI
WANITA
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang
terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang
terletak di perineum.
GENITALIA EKSTERNA
Organ
genitalia eksterna berfungsi sebagai kopulasi, terdiri dari :
1. Mons
Veneris
Mons veneris disebut
juga gunung venus yang merupakan bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada
wanita dewasa ditutupi oleh rambut pubis. Pertumbuhan rambut dipengaruhi oleh
ras dan suku bangsa. Pertumbuhan rambut di bagian atas melintang sampai sisi
atas simfisis, sedangkan batas bawah sampai batas anus.
2. Labia
Mayor ( Bibir Besar )
Bagian ini terdiri atas
dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Bentuknya lonjong dan mengecil ke arah bawah,
terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Kedua
labia bertemu pada bagian bawah dan belakang dan membentuk komissura posterior.
Kedua bibir ini di
bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan ini terdiri dari :
· Bagian
luar: tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.
· Bagian
dalam: tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung kelenjar sebasea ( lemak ).
3. Labia
Minor ( Bibir Kecil )
Bagin ini merupakan
suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayor tanpa rambut. Kedua
bibir kecil ini bertemu dan membentuk preputium klitoridis pada bagian depan ( di
atas klitoris ), dan di bawah membentuk klitoris frenulum klitoridis. Pada
bagian belakang kedua labia minor juga bertemu dan membentuk fossa navikulare.
Labia minora ini mengelilingi orifisium vagina.
4. Klitoris
Besar bagian ini
kira-kira seesar bi kacang hijau, tertutup oleh preputium klitoridis, korpus
klitoridis, dan dua buah krura yang menggantungkan klitoris ke os. pubis. Glans
klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf
sehingga sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki.
5. Vulva,
Kelenjar Skene
Bagian ini berbentuk
lonjong dengan ukuran yang panjang dari muka ke belakang. Pada bagian muka
dibatasi oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua labi minor dan di belakang
oleh perineum. Tidak jauh dari lubang kandug kemih ( orifisium uretra eksterna )
ditemukan dua Ostia Skene, dibagian kanan dan kiri bawahnya. Saluran ini analog
dengan kelenjar prostat pada laki-laki.
6. Ostium
Uretra
Pada bagian vulva ( 1-1,5
cm di bawah klitoris ) ditemukan orifisium urethra eksterna berbentuk membujur
4-5 mm, dan tidak jarang suka ditemukan karena tertutup oleh lipatan-lipatan
selaput vagina.
7. Kelenjar
Bartholini
Pada bagian kiri dan
kanan bawah, dekat fossa navikulare terdapat kelenjar Bartholini. Kelenjar ini
berdiameter ± 1 cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni, dan mempunyai
saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vulva, tidak jauh dari fossa
navikulare. Saat koitus, kelenjar ini mengeluarkan getah lendir.
8. Introitus
Vagina
Tiap wanita mempunyai
introitus vagina dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang virgo
( perawan ) selalu dilindungi oleh labia minor, jika kedua bibir kecil ini
dibuka, barulah terlihat, dan ditutupi oleh selaput dara ( himen )
9. Hymen
( Selaput Dara )
Merupakan jaringan yang
menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah dirobek, hymen ini berlubang
sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah pada
saat menstruasi. Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic.
10. Perineum
Terletak di antara
vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum mempunyai susunan otot-otot
dan saraf serta pembuluh darah yang kompleks. Batas otot-otot diafragma pelvis
( muskulus levator ani, muskulus coccygeus ) serta diafragma urogenitalis ( muskulus
perinealis transversus profunda, muskulus constrictor urethra ). Otot-otot
berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
GENITALIA INTERNA
Adalah
alat reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis dan ditopang oleh
lantai pelvis. Berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum,
transpoertasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran. Terdiri
dari:
1. Vagina
Setelah melewati
introitus vagina, ditemukan suatu saluran yang merupakan penghubung antara
introitus vagiana dan uterus. Dindingnya terdiri atas lipatan-lipatan otot yang
disebut rugae. Setelah proses persalinan rugae akan berkurang karena proses
peregangan ketika kelahiran bayi. Panjang vagina 9-13 cm. Fungsi vagina adalah
sebagai jalan keluarnya darah menstruasi, tempat masuknya penis dan sperma yang
diejakulasikan saat koitus, dan sebagai jalan lahir bayi.
2. Uterus
( Rahim )
Uterus adalah jaringan
otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan tampak seperti
bola lampu atau buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara
kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila
ditekan, licin dan teraba padat. Uterus merupakan tempat untuk tumbuh dan
berkembangnya buah kehamilan (janin). Bagian ini berada di dalam rongga panggul
dengan letak antefleksi jika melengkung ke belakang dan anteversi jika
melengkung ke depan. Dalam keadaan tidak hamil uterus memiliki panjang 7-7,5
cm; lebar 5,25 cm; dan tebal 2,5 cm. Bagian uterus terdiri atas fundus
disebelah proksimal, korpus sebagai bagian terbesar yang berkontraksi, isthmus
merupakan daerah kecil yang menyempit, dan serviks atau porsio yang biasa
disebut sebagai mulut rahim.
Untuk mempertahankan
posisinya uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm.
Mulut rahim merupakan
bagian terbawah uterus sebagai jalan lahir yang mengalami pembukaan saat proses
persalinan.pada serviks yang merupakan batas antara segmen bawah rahim dan
segmen atas rahim. Dibagian atas terdapat ostium uteri internum yang merupakan
batas atas segmen bawah rahim, dan ostium uteri eksternum yang merupakan bagian
terbawah dari segmen bawah rahim dan menghubungkan uterus dengan vagina. Uteris
terdiri atas tiga lapisan yaitu sebagai berikut:
·
Endometrium: lapisan mukosa di sebelah
dalam
·
Miometrium: lapisan tengah
·
Perimetrium:
a.
Lapisan penutup di sebelah luar.
b.
Meliputi dinding rahim bagian luar
c.
Menutupi bagian luar uterus
d.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan
ikat dan
e.
Pembuluh darah limfe dan urat saraf
f.
Meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen
Isthmus
Adalah bagian uterus
antara serviks dan korpus uteri yang merupakan bagian tersempit dari uterus.
Dinding belakang uterus seluruhnya ditutupi oleh peritoneum viserale yang
membentuk suatu rongga, disebut Kavum
Douglas. Rongga ini menjadi penanda klinis yang penting ketika terjadi
suatu penyakit karena rongga akan menonjol jika ada cairan, darah, atau tumor.
3. Ligamentum
Ligamentum merupakan
jaringan ikat yang berfungsi untuk menyokong uterus agar selalu dalam posisi
yang baik. Beberapa ligamentum tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Ligamentum
Cardinale
Terdapat dua bagian
pada ligamentum cardinale, yaitu kanan dan kiri. Berfungsi untuk mencegah agar
uterus tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat, berjalan dari serviks dan
puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.
b. Ligamentum
Uterosakral
Ligamentum uterosakral
memiliki dua bagian, kanan dan kiri. Berfungsi untuk menahan supaya uterus
tidak banyak bergerak. Ligamentum ni terdiri atas jaringan ikat dan serviks
pada bagian belakang ke arah os. Sakrum kiri dan kanan.
c. Ligamentum
Rotundum
Terdiri tas dua bagian,
kanan dan kiri. Berfungsi untuk menahan uterus agar selalu dalam posisi
antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kanan dan kiri ke daerah
lingual kanan dan kiri. Kehamilan terkadang menimbulkan rasa sakit di daerah
inguinal ketika ibu melakukan perubahan posisi dari berdiri ke duduk yang
terlalu cepat. Hal tersebut dikarenakan uterus berkontraksi kuat dan ligamentum
rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Keluhan
yang dirasakan pasien adalah adanya rasa nyeri ketika dipegang. Pada perabaan
teraba jaringan yang mengencang pula.
d. Ligameentum
Latum
Bagian ini juga terdiri
atas dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Ligamentumini merupakan bagian yang
meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, dan tidak banyak mengandung
jaringan ikat. Pada bagian dorsal terdapat ovarium kanan dan kiri. Ligamentum
tidak mempunyai fungsi yang berarti selain untuk menfiksasi uterus.
e. Ligamentum
infundibulopelvikum
Berfungsi untuk menahan
tuba falopi agar selalu berada di tempatnya. Ligamentum ini berjalan dari arah
infundibulum ke dinding pelvis.
f. Ligamentum
ovari propium
Terdiri atas dua
bagian, yaitu kanan dan kiri. Berfungsi untuk menahan ovarium.
4. Ovarium
( Indung Telur )
a. Ukuran
· Besarnya
kurang lebih sebesar ibu jari tangan, seperti buah almon.
· Memiliki
panjang 4 cm; lebar dan tebal 1,5 cm.
b. Struktur
ovarium terdiri atas:
1) Korteks
ovarii ( bagian luar )
a. Mengandung
folikel primordial
b. Berbagai
fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c. Terdapat
corpus luteum dan albikantes
2) Medula
ovarii
a. Terdapat
pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat
serat saraf
c. Sedikit
otot polos
c. Ovarium
berjumlah dua buah yaitu kanan dan kiri.
Diperkirakan pada
wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer yang setiap bulannya akan
dikeluarkan satu atau dua buah. Dalam perkembangannya folikel primer akan
berubah menjadi folikel de Graaf. Folikel ini merupakan bagian terpenting dari
ovarium.
d. Letak
dan posisi ovarium
Pinggir atasnya
berhubungan dengan mesovarium, pinggir bawahnya bebas, permukaan belakangnya
menuju ke atas dan ke belakang, sedangkan permukaan depannya menuju ke bawah
dan ke depan. Ujung yang dekat pada tuba terletak lebih tinggi daripada ujung
yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbriae
dari infundibulum. Ujung ovarium yang elbih rendah berhubungan dengan uterus
dan ligamentum ovarii proparium. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium,
liga ovarika, dan liga infundibulopelvikum.
Menurut strukturnya ovarium terdiri
kulit ( korteks ) atau zona parenkimatosa yang terdiri dari tunika albuginea
( epitel berbentuk kubik ), jaringan ikat di sel-sel jaringan lain, stroma (
folikel primordial, dan folikel de Graaf ), dan sel-sel Wathard. Inti ( medula
) atau zona vaskulosa, terdiri dari stroma berisi pembuluh darah , serabut
saraf, dan beberapa otot polos. Fungsi ovarium adalah menghasilkan sel telur ( ovum
), menghasilkan hormon-hormon progesteron dan estrogen, dan ikut serta mengatur
haid.
5. Tuba
falopi ( Saluran Telur )
a. Merupakan
organ tubuh muskuler dengan panjang sekitar 12 cm, dan diameternya antara 3-8
mm.
b. Terdiri
atas :
·
Pars interstitialis ( intramuralis ),
terdapat di dinding uterus.
·
Pars isthmika, bagian sempit di medial.
·
Pars ampularis, agak lebar sebagai
tempat konsepsi, serta.
·
Infundibulum, bagian ujung terbuka ke
rongga perut dan ada fimbriae.
c. Bagian
luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas ( dari luar ke dalam ) otot
longitudional dan otot sirkuler. Lebih dalam lagi didapatkan selaput yang
berlipat-lipat dengan beberapa sel khas yang bersekresi dan bersilia, berfungsi
untuk menyalurkan sel telur atau hasil konsepsi ke dalam kavum uteri dengan
arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.
Fungi saluran telur adalah sebagai
saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang
dilepaskan oleh indung telur, dan tempat terjadinya pembuahan ( konsepsi atau fertilisasi ).
PANGGUL
1.
Bagian-bagian Panggul
Panggul terdiri atas :
·
Tulang koksa yang terdiri atas tiga
tulang yang saing-masing berjumlah dua
buah, yaitu: tulang ilium, ischium, dan pubis.
·
Tulang sakrum satu buah.
·
Tulang koksigis satu buah.
Tulang-tulang ini
saling berhubungan satu sama lain melalui artikulasio. Pada bagian depan
terdapat artikulasio yang terletak di antara kedua os. pubis, yang disebut
simfisi. Pada bagian belakang terdapat hubungan atau artikulasio antara os.
sakrum dengan os. ilium yang disebut artikulasio sakroiliaka. Di bawah terdapat
hubungan antara os. sakrum dengan os. koksigis yang disebut artikulasio
sakrokoksigea. Di luar kehamilan, artikulasio hanya memungkinkan mengalmai
pergeseran yang cukup longgar, bahkan pada ujung koksigis dapat bergerak ke
belakang sampai sejauh 2,5 cm pada proses persalinan.
2.
Secara Fungsional
Jika dilihat dari
fungsi panggul, diketahui ada dua besar bagian panggul, yaitu sebagai berikut :
a. Pelvis
Mayor ( linea terminalis )
Pelvis mayor adalah
bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis, yang disebut pula sebagai
false pelvic.
b. Pelvis
Minor
Pelvis minor adalah
bagian pelvis yang ada disebelah bawah linea terminalis yang disebut sebagai true pelvic. bagian ini adalah bagian
yang mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus dikenal serta dinilai
dengan cermat untuk dapat meramalkan gambaran proses persalinan. Bentuk pelvis
minor ini menyerupai suatu saluran yang mempunyai suatu sumbu melenkung ke depan
(sumbu carus).
Bidang atas saluran ini normalnya akan
berbentuk bulat, disebut sebagai Pintu
Atas Panggul ( pelvic inlet – PAP ).
Bidang bawah saluran ini bukan merupakan suatu bidang seperti PAP, akan tetapi
terdiri dari dua bidang yang disebut sebagai Pintu Bawah Panggul ( pelvic outlet - PBP ). Diantara kedua pintu ini terdapat ruang
panggul ( pelvic cavity ). Ruang
panggul mempunyai ukuran yang paling luas di bawah PAP dan kemudian menyempit
di bagian tengah dan menjadi sedikit lebih luas.
BIDANG
PANGGUL
1.
Pintu Atas Panggul ( PAP )
Merupakan
bagian dari pelvis minor yang terbentuk dari promontorium, os. sacii, linea
termianlis, dan pinggir atas simfisis. Jarak antara simfisis ke promontorium
kurang lebih 11 cm yang disebut konjungata vera diteruksan ke linea inominata
ditemukan sebuah diameter oblique dengan ukuran 13 cm.
Dalam Obstetrik dikenal ada empat macam
betuk panggul menurut Caldwel dan Moloy, yang masing-masing meimliki beberapa
ciri sebagai berikut :
a. Jenis
Ginekoid
Panggul ini merupakan
bentuk panggul yang paling baik untuk wanita karena denganbentuk panggul yang
hampir bulat sehingga memungkinkan kepala bayi mengadakan penyesuaian saat
proses persalinan. Jenis ini ditemukan terbanyak pada wanita, kurang lebih 45%.
b. Jenis
Android
Ciri khas bentuk ini
adalah bentuk pintu atas panggulnya hampir seperti segitiga. Panggul jenis ini
umumnya yang dimiliki pria, namun ada juga wanita yang mempunyai panggul jenis
ini ( 15% ).
c. Jenis
Platepeloid
Panggul jenis ini
merupakan panggul jenis ginekoid, hanya mengalami penyempitan pada arah muka
belakang. Jenis ini ditemukan 5% pada wanita.
d. Jenis
Anthropoid
Panggul jenis ini
memiliki ciri berupa bentuknya yang lonjong seperti telur. Panggul jenis ini
ditemukan 35% pada wanita.
·
Ukuran Dalam Panggul :
1. Konjugata vera : dengan periksa dalam
diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2.
Konjugata
transversa 12-13 cm
3.
Konjugata
obliqua 13 cm
4. Konjugata obstetrica adalah jarak bagian
tengah simfisis ke promontorium
2.
Pintu Bawah Panggul ( PBP, Arcus Pubis )
Pintu bawah panggul bukan merupakan suatu
bidang datar, tetapi tersusun atas dua bidang yang masing-masing berbentuk
segitiga. Pertama, bidang yang dibentuk
oleh garis antara kedua buah tuber os. ischii denganb agian bawah
simfisis.pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan berbetnuk sudut
( arcus pubis ), dalam keadaan normal sudutnya sebesar 90 derajat. Bila kurang
dari itu maka kepala bayi akan mengalami kesulitan untuk lahir.
5.
Bidang Hodge
Bidan-bidang Hodge ini dipelajari untuk
menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun dalam panggul oada prosese
persalinan. Bidang Hodge tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Bidang Hodge I : sama dengan PAP
b.
Bidang Hodge II : sejajar Hodge I melalui pinggir bawah symphisis
c.
Bidang Hodge III :
sejajar Hodge I melalui spina ischiadika
d.
Bidang Hodge IV :
sejajar Hodge I melalui ujung os coccygis
6.
Ukuran-ukuran Luar Panggul
Ukuran-ukuran panggul ini digunakan untuk menemukan
garis besar bentuk dan ukuran panggul apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan
dalam ( vaginal touche-VT ).
Alat-alat yang dipakai antara lain
jangkar panggul Martin, Collin, Boudeloque, dan sebagainya. Ukuran panggul luar
yang biasa diukur antara lain sebagai berikut :
a.
Distansia Spinarum ( 24 – 26 cm )
Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior
sininstra dan dekstra.
b.
Distansia Kristarum ( terdapat pada krista iliaka, 28
– 30 cm )
Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simettris
pada krista iliaka kanan dan kiri.
c.
Konjungata Eksterna atau Boudelogue ( 18 – 20 cm )
Merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke
prosesus spinosus lumbal ke – 5.
d.
Distansia Intertrokantrika
e.
Merupakan jarak antara kedua trakantor mayor.
f.
Distansia Tuberum ( 10,5 cm )
g.
Jarak antara ischii kanan dan kiri. Untuk mengukurnya
dipakai jangkar panggul Oscander.
SIKLUS
HORMONAL
Dalam siklus hormonal wanita ada tiga organ endoktrin
yang sangat penting perannya dalam keberlangsungan kehidupan reproduksi. Ketiga
organ itu adalah sebagai berikut :
1.
Hipotalamus
Menghasilkan suatu releasing
factors ( RF ) meskipun dalam jumlah yang sedikit. Zat-zat ini ialah
polipeptid yang sangat kecil sekali, terdiir atas sejumlah asam amino tertentu.
Dikenal ada beberapa RF yang terlibat dalam reproduksi wanita , yaitu sebagai
berikut :
a.
FSH-RF ( Folicle
Stimulating Hormone Releasing Factor )
Hormon ini merangsang hipofisis untuk mengeluarkan
FSH.
b.
LH-RF ( Luteinizing Hormone Releasing Factor)
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan LH.
c.
PIF ( Prolactine
Inhibiting Hormone )
Menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.
d.
TSH ( Tiroid
Stimulating Hormoe=ne )
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan hormon tiroid.
e.
ACTH (Adreno
Cortico Tropic Hormone )
Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan hormon dalam
sistem di ginjal.
2.
Hipofisis
Terdiri atas dua bagian yang masing-masing
menghasilkan hormon spesifik.
a.
Hipofisis anterior
Pada tiap siklus menstruasi hipofisis anterior
menghasilkan FSH untuk merangsang pematangan folikel primer menjadi folikel de
Graaf yang dikeluarkan setiap bulan.
b.
Hipofisis posterior
Menghasilkan hormon oksitosin yang berperan dalam
prosese perslainan dan laktasi.
3.
Ovarium
Akibat rangsangan dari FSH maka folikel primer menjadi
matang yang disebut folikel de Graaf. Folikel de Graaf mengandung cairan
folikuli. Banyaknya cairan folikuli ini menyebabkan pengeluaran estrogen secara
maksimal. Estrogen akan menekan produksi FSH sehingga hipofisis anterior ini
akan mengeluarkan LH.
Dari siklus hormonal ini dapat disimpulkan bahwa
pengeluaran FSH dan LH sangat bergantung pada mekanisme umpan balik estrogen
dan hipotalamus.
PROSES
TERJADINYA MENSTRUASI
Proses menstruasi mengalami 4 fase yakni:
1) Fase
Menstruasi
Bila sel
telur tidak dibuahi,maka setelah berusia tertentu korpus lenteum tertentu yang
merupakan pemproduksi hormon estrogen dan progresteron menghentikan
aktifitasnya,akibat kadar hormon tersebut di dalam darah mengalami reduksi
mendadak. Peristiwa ini terjadi 5hari awal menstruasi. Turunya kadar estrogen
dan progesteron secara mendadak berakibat lepasnya ovum dan robeknya endoterium
yang menebal. Robek dan hancurnya endoterium menyebabkan tipisnya dinding
rahim.
2) Fase
praovulasi
Turunnya
progesteron memungkinkan hipofisis mensekresi FSH merangsang volikel dalam
ovarium untuk memproduksi hormon estrogen. Esterogen ini akan menghambat
hipofisis memproduksi FSH tetapi memacu hipofisis memproduksi LH. Di samping
ini esterogen juga merangsang penebalan endometerium rahim.
3) Fase ovulasi
Terhentinya
produksi FSH oleh hipofisis akibat pengaruh tingginya kadar esterogen,
memungkinkan hipofisis menghasilkan hormone LH. Hormone LH merangsang
pematangan ovum dan meninggalkan folikel. Peristiwa ini disebut ovulasi.
Folikel yang ditinggalkan telur akan mengerut dan berubah menjadi karpus
luteum(badan berwarna kuning). Badan ini berfungsi memproduksi progesteron.
Fase ini terjadi pada sekitar hari ke-14 dari waktu menstruasi yang berkisar
24-35hari (28hari).
4) Fase
pasca-ovulasi
fase ini
adalah antara fase ovulasi dengam menstruasi berikutnya. Jadi berlangsung dari
hari ke 15 hingga hari ke 28. Hormone yang berperan pada fase ini adalah
hormone progestron dan estrogen yang dihasilkan korpus luteum. Bila, tidak
terjadi pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans ‘9badan
berwarna putih)yang kemampuan memproduksi esterogen dan progestron rendah. Akibatnya,
kadar kedua hormone ini di dalam dareah menurun. Keadaaan ini menyebabkan
hipofisis aktif memproduksi FSH dan selanjutnya LH. Fase menstruasi ini
bersambung dengan fase berikutnya, sehiingga terjadi siklus menstruasi.
SIKLUS
KEHAMILAN
Pada fase ini hormon-hormon yang bekerja adalah:
a.
Esterogen dan progestron hingga kehamilan trimester
ke-1 hormone ini di produksi oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi
korpus luteum diganti oleh plasenta.
b.
Prolaktin, yakni hormone yang merangsang kerja
kelenjar susu, sehingga pada saat diperluka sudah siap berfungsi. Hormone ini
juga berfungsi mengatur metabolisme ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin.
Hormone ini di produksi oleh plasenta.
·
Perkembangan Janin
Apabila di
tuba falopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot, maka zigot yang terbentuk
ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Di rahim
zigot akan berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Agar dapat
tumbuh dan berkambang janin membutuhkan makanan. Makanan tersebut berasal dari
tubuh induk dengan perantara plasenta.
Embrio yang
berkembang di dalam rahimdibungkus oleh bermacam-macam selaput. Selaput itu
berfungsi untuk:
a.
Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan
b.
Membantu proses pernapasan dan ereksi dan
fungsi-fungsi lainya selama kehidupan di dalam rahim.
Selaput pembungkus embrio ini
terdiri atas amnion, korion, sakus, sikus vitelinus,dan alantois. Sakus vitelinus
( kantong kuning telur ) yang terletak anatara amnion dan plasenta, merupakan
tempat pemunculan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Amnion
merupakan selaput yang membatasi ruang amnion dimana terdapat embrio. Dinding
amnion menghasilkan getah ketuban yang berguna untuk menjaga embrio tetap basah
dan tahan goncangan. Korion merupakan
selaput yang berada di sebelah luar amnion. Koroin dan alantois akan tumbuh
keluar membentuk jonjot dan akan berberhubungan dengan dinding rahim. Di dalamnya
terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah
induknya, dengan perantara plasenta. Alantois terdapat di dalam tali pusat.
Jaringan epitelnya menghilan dan yang menetap pembulu-pembulu darah yang
berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dan plasenta. Plasenta dan
embrio dihubungkan oleh tali pusat. Didalmnya terdapat dua buah pembulu nadi
dan sebuah pembulu balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah
didalam plasenta. Pengangkutan sari-sari makanan dan oksigen berlangsung dari
pembulu darah induknya melalui plasenta ke tali pusat selanjutnya ke pembuluh
darah embrio. Sedangkan, zat sisa ( limba ) dan CO2 berlangsung dari
pembuluh darah embrio ke pusat terus ke plasenta dan akhirnya kembali di
alirkan ke pembuluh darah ibu.
SIKLUS
KELAHIRAN
Setelah tumbuh didalam rahim lebih kurang selama 40 minggu, maka bayi
dalam rahim sudah sempurna dan siap lahir. Hormon yang berperan dalam proses
kelahiran ini adalah :
a)
Hormon relaksian, mempengaruhi peregangan otot pada
sinfisis pubis.
b)
Hormon esterogen, berperan mengatasi pengaruh hormon
progrestron yang menghambat kontraksi dinding rahim.
c)
Hormon protaglaudin, berperan mangatasi pengaruh hormon
progrestron. Hormon ini diproduksi oleh semua sel.
d)
Hormon aksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding
utera.
SIKLUS
MENOPOSE
Pada
menopose atau masa klimakterium dalam
hidup seorang wanita terjadi kira-kira umur 45 - 50 tahun. Menstruasi berhenti
biasanya diiringi gejala-gejala tertentu seperti perubahan vasomotorik dengan
banyak keringat, muka rasa panas. Jaringan buah dada sering mengkerut, tetapi
bila terjadi kencenderungan menjadi gemuk, jaringat tersebut bisa diganti
dengan lemak. Perubahan ke arah senil terjadi di dalam ovarium, yaitu menjadi
kecil dan hormon tidak dibuat lagi.
PENYAKIT
PADA ORGAN REPRODUKSI WANITA
a) Gonorhea ( kencing
nanah )
·
Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan
melalui hubungan seksual.
·
Akibat: radang pada organ reproduksi yang menyebabkan
kemandulan, mata, persendian dan selaput otak pada bayi.
·
Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung saluran
kencing dan terasa panas (terbakar) saat buang air kecil .
b) Sifilis
·
Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan
melalui hubungan seksual
·
Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium
lanjut, sifilis menyerang hati,susunan syaraf dan otak
c) Herpes
genital
·
Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan
melalui hubungan seksual
·
Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan
menyebabkan kanker rahim
d) Keputihan ( fluor
albus )
·
Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans,
protozoa Trichomonas vaginalis, bakteri dan virus. Candida albicans menyukai
lingkungan yang mengandung gula dan hangat, sering ditemukan pada wanita hamil
dan penderita diabetes melitus. Akibat: gangguan pada organ reproduksi wanita
e) Aids ( Acquired
Immune Deficiency Syndrome )
·
Penyebab: virus HIV ( Human Immunodedeficiency Virus )
·
Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit karena virus ini menyerang sel-sel darah putih
·
Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS.
Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih
tergantung daya tahan tubuh
PERTUMBUHAN JANIN
KONSEPSI
Konsepsi adalah
hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang kita kenal dengan istilah
fertilisasi. Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot.
Konsepsi ini dapat terjadi jika
terpenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut :
1.
Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi
wanita dengan tepat.
2.
Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada
ovulasi.
3.
Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan
sehat selama ejakulasi.
4.
Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma
mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Agar
terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat dihari wanita
ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari didalam vagina, sedangkan
ovum hanya bertahan 12 – 24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Waktu
ovulasi dapat diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi, wanita
mengalami ovulasi pada hari ke – 12 sampai ke – 14 siklus menstruasi, namun
cara ini kurang tepat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi tidak
teratur.
FERTILISASI
Merupakan
kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi
penyatuan sperma dengna ovum, sampai dengan perubahan fisik dan kimiawi ovum–sperma
hingga menjadi buah kehamilan. Gambaran
proses konsepsi sampai dengan fertilisasi:
a.
Sperma memasuki vagina
Sperma diejakulasikan di forniks
vagina saat koitus, menuju ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b.
Proses kapitasi
Sperma mengalami perubahan
biokomiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba.
c.
Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan
hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan Oosit atau ovum.
d.
Sperma memasuki zona pelusida dan corona radiata
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi
akromosom akan mengencerkan corona radiata dan zona pellusida.
e.
Reaksi granula kortikal
Granula kortikol merupakan sel-sel
granulose yang berada disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma
masuk ke dalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
f.
Fertilisasi
1.
Kepala sperma membesar dan inti sel sperma
membentuk pronukleus pria.
2.
Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3.
Kedua pronukleus berfusi
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus
bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan
pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan
zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan
selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu tiga hari
terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya, disebut morulla.
Proses selanjutnya adalah perubahan
morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat
blastula.
PENENTUAN JENIS KELAMIN
Jenis kelamin ditentukan diawal terjadinya pembuahan
pada manusia. Struktur ( 46, XX ) adalah wanita, struktur ( 46, XY ) adalah
laki-laki.
·
Permulaan pembelahan segmentasi (clevage)
·
Segera setelah terjadinya pembuahan,
zigot dlm 8-14 jam akan memulai pembelahan segmentasi pertama, yg disusul dengan
pembelahan-pembelahan selanjutnya dengan kecepatan tiap 10-12 jam..
IMPLANTASI (
NIDASI )
Nidasi
adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula
diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu menghancurkan
atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai tongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam fase sekresi. Jaringan endometrium ini banyak
mengandung nutrisi untuk buah kehamilan
Blastula
dengan bagian yang berisi massa sel hidup (
inner cell mass ) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyeabkan luka kecil
yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi
pada dinding depan atau belakang rahim ( korpus ) dekat fundus uteri.
Bila
nidasi telah terjadi, dimulailah diferensisai sel-sel blastula. Sel-sel lebih
kecil yang terletak dekat ruang exocoelomma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih
besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion.
Terbentuklah suatu lempeng embironal diantara emnion dan yolk sac.
Sel-sel
trofoblast mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian
trofoblast, sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblast tumbuh
menjadi dua lapisan, yaitu sititrofoblast
( sebelah dalam ) dan sinsiotrofoblast
( sebelah luar ).
Vili
koliaris yang berhubungan dengan
desidua basalis tumbuh bercabang –cabang dan disebut sebagai korion frondosum, sedangkan yang
berhubugan dengan desidua kapsularis korion
leave kurang mendapat makanan sehingga kahirnya menghilang. Dalam peringkat
nidasi trofoblast dihasilkan hormon human
chorionic gonadotropin ( HCG ).
PLASENTA
Plasenta merupakan organ
penting bagi janin,
karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar
atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata
500 gram. Umumnya plasenta
terbentuk lengkap pada kehamilan
kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan
atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri,
dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri
lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari
sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan
sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua
basalis.
Plasenta mempunyai dua
permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya
keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak
pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal
adalah permukaan yang menghadap dinding rahim,
berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu.
Jumlah celah pada plasenta
dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
Penampang
plasenta
terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan ibu.
Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh
darah janin,
korion
dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua
atau piring basal yang terdiri dari desidua
compacta dan desidua spongiosa.
SIRKULASI PLASENTA
·
Darah venosa ( tanpa oksigen )
meninggalkan janin melalui umbilikalis dan masuk dalam plasenta
·
Dalam vili à sistem arteri –
kapiler – vena
·
Vili ini terbenam dalam lakuna ( spatium
intervilosum ) à
tidak terdapat percampuran darah antara darah janin dan ibu
·
Darah arteri ( teroksigenasi ) masuk dalam janin melalui
vena umbilikalis
SELAPUT PLASENTA
Sampai umur 20 minggu terdiri atas:
·
Sinsisiotrophoblas à terdapat
mikrovili yang berfungsi memperluas area permukaan pertukaran zat antara janin
dan ibu
·
Sitotrophoblas
·
Jaringan ikat dalam inti ( core )
·
Endothelium kapiler janin
Setelah 20 minggu :
·
Sitotrophoblas tidak lagi membentuk
lapisan yang kontinyu
·
Tebal jaringan ikat berkurang
·
Jumlah dan ukuran kapiler janin
bertambah
FUNGSI PLASENTA
Alat transfer :
Alat transfer :
·
Difusi sederhana à tergantung
perbedaan kadar ( oksigen, karbondioksida ) dari konsentrasi tinggi ke rendah: air,
oksigen, CO2, elektrolit ( sodium dan khlorid ), gas anestesi dan obat. Juga
insulin dan steroid-lambat. Serta cocain
·
Difusi yg dipercepat/dipermudah àtransport
glukosa dan galaktosa
·
Transport aktif à dibantu dengan
aktivitas emzimatis ( asam amino esential, vitamin larut dalam air, calcium,
zat besi, iodine )
·
Pinositosis, transport dengan cara
memasukkan zat secara utuh, dengan pertolongan pseudopodia sinsitio trophoblas
( protein kompleks, lemak, benda-benda imun )
·
Kebocoran, ini terjadi karena kerusakan
pada vili sehingga selaput placenta robek à
saat persalinan ( inkompatibilitas Rh ).
·
Alat Imunologi
Alat sekresi :
·
HcG à dibuat oleh sinsitiotrophoblas
dan disekresi dalam darah ibu
·
HCS à ( human chorionik
somatomammotropin ) atau HPL ( human plasental lactogen ) à diproduksi
sinsitiotrophoblast à
mempersiapkan payudara untuk laktasi
·
CCT ( chorionik corticotropin ) dan
Corionic Thyrotropin
·
Estrogen dan progesteron à kolesterol à pregnenolonà progesteron,
pregnenolon/progesteron masuk dalam sirkulasi janin à DHEA ( dehidroepiandosteron
) atau andostrenidionà
dikonjugasi dengan sulfatàkembali
ke plasenta à
enzym sulfatase, sulfat diambil dan dibah mjd berbagai esterogen.
·
Enzym
Aktifitas metabolik:
·
Placenta memproduksi gkycogeb,
cholesterol dan asam lemak untuk janin dan produksi hormon
·
Memperoduksi enzym untuk transfer
fetoplacental
·
Memecah histamin dan ephinephrin
·
Menyimpan glycogen dan zat besi
BENTUK DAN SISI
PLASENTA
Bentuk plasenta oval dengan ukuran makin
besar sesuai umur kehamilan, pada kehamilan aterm ukurannya kira-kira 25 cm x 25
cm dengan ketebalan 2-3 cm
Sisi plasenta terdiri dari:
a. Sisi
maternal: Terdiri atas desidua basalis dan sirkulasinya, Berwarna merah
b. Sisi
fetal: Terdiri atas villi chorialis dan sirkulasinya, Diselimuti oleh amnion
sehingga nampak abu-abu.
·
Terbentuk mulai hari 10-12 setelah
pembuahan
·
Volume makin bertambah sesuai umur
kehamilan, pada 12 minggu ±50 ml,20 minggu ± 350-400 ml, 36-38 minggub1 liter
·
Berasal dari transudasi plasma maternal,
urin janin
Fungsi : Agar janin dapat bergerak bebas, Menjaga temperatur, Mencegah trauma langsung, Mencegah perlengketan janin pada selaput ketuban, Pada persalinan ikut membentu dilatasi serviks.
Fungsi : Agar janin dapat bergerak bebas, Menjaga temperatur, Mencegah trauma langsung, Mencegah perlengketan janin pada selaput ketuban, Pada persalinan ikut membentu dilatasi serviks.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2012. ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA
KEHAMILAN ( EDISI REVISI ). Yogyakarta: Salemba Medika.
Kuswanti, Ina. 2014. ASUHAN KEHAMILAN.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ai Yeyeh Rukiyah dan TIM. 2009. Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan).
Komentar
Posting Komentar