LAPORAN PRAKTIKUM
Keterampilan Dasar Kebidanan 1
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Dosen Pengampu : Ibu Dewi
Setyaningsih,S.ST,.M.P.H
Disusun Oleh :
ARDIANTI
15140082
B12.2
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
UNINERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
BAB I
LANDASAN
TEORI
1) Pemeriksaan Tekanan Darah
Memeriksa
tekanan darah bertujuan untuk menilai sistem kardiovaskuler. Kriteria
hipertensi menurut WHO: seseorang dikatakan mempunyai penyakit tekanan darah
tinggi bila diukur dalam keadaan istirahat cukup dan tenang, sistolik ≥160
mmHg, diastolik > 90 mmHg. Dan klasifikasi hipertensi didasarkan pada nilai
diastolik :
·
92-104 mmHg : mild
hypertension
·
105-114 mmHg : oderate
hypertension
·
115 mmHg : severe hypertension
·
130 mmHg : malignant hypertension
Keadaan sistolik ≥ 160
mmHg dengan diastolik normal disebut hipertensi sistolik. Nilai sistolik yang
tinggi dihubungkan dengan risiko pecahnya
pembuluh darah. Nilai diastolik yang tinggi dihubungkan dengna risiko gangguan
kerja jantung dan ischemia otot jantung.
Terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain :
a.
Umur; tekanan
darah akan meningkat dengan bertambahnya umur
b.
Waktu
pengukuran; bila pagi hari tekanan darah agak menurun, sedangkan bila siang
hari dan sore hari sedikit lebih meningkat
c.
Latihan
(exercise) dan aktivitas; tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas
d.
Emosi dan nyeri;
emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, juga
bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang
dapat meningkatkan tekanan darah
e.
Miscellaneus
aktors; bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah daripada pasien
duduk.
2) Pemeriksaan Suhu Tubuh
Memeriksa
suhu tubuh bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah suhu tubuhnya
normal (36,5º C – 37,5º C dan
febris atau panas bila suhu suhu badan > 37,5º C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25º C.
Faktor
yang mempengaruhi hasil pengukuran suhu tubuh :
a. Kecepatan
Metabolisme Basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.
Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.
b. Rangsangan
Saraf Simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Umumnya, saraf simpatis individu
dipengaruhi stress yang menyebabkan penigkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
c. Hormon
Pertumbuhan (growth hormon)
Hormon Pertumbuhan dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh meningkat.
d. Hormon
Tiroid
Fungsi tiroksin adalah menignkatkan aktifitas hampir
semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksi dapat
memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
e. Hormon
Kelamin
Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi daripada
laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan
suhu tubuh sekitar 0,3º - o,5º C diatas suhu basal.
f. Demam
(peradangan)
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk setiap peningkatan suhu 10º C.
g. Status
Gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan
yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang
mengalami malnutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain
itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan lainnya.
h. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang penigkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antara komponen otot atau organ yang menghasilkan energi
termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh 38,3º - 40,0º C.
i. Gangguan
organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada
hipotalamus, dapat menyebabkan mekaniske regulasi suhu tubuh mengalami
gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat
merangsang penigkatan suhu tubuh. Kelainan kulit beruoa jumlah kelenjar
keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.
j. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih
rendah. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat memngaruhi suhu tuuh. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
3) Pemeriksaan Pernafasan
Memeriksa
pernafasan dilakukan selama 1 menit penuh. Dengan tujuan untuk mengetahui
sistem fungsi pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Kecepatan/frekuensi pernapasan normal (eupnea) adalah
:
·
Bayi : 30/60 kali/menit
·
Anak : 20/30
kali/menit
·
Remaja : 15-24 kali/menit
·
Dewasa : 16/20 kali/menit
Faktor yang
mempengaruhi kecepatan frekuensi pernafasan :
a.
Usia
Balita memiliki frekuensi pernafasan lebih cepat
dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernafasan akan semakin
menurun.
b.
Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat
dibandingkan perempuan.
c.
Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi
pernafasan akan semakin cepat, di lingkungan yang panas tubuh mengalmai
peningkatan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil.
Untuk itu, tubuh harus lebih banyak mengeluarkan keringat agar menurunkan suhu
tubuh. Aktifitas ini membutuhkan energi yang dihasilkan dari peristiwa oksidasi
dengan menggunakan oksigen sehingga akan dibutuhkan oksigen yang lebih banyak
untuk meningkatkan frekuensi.
d.
Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau
berlari dibandingkan posisi diam (santai). Frekuensi pernapasan posisi berdiri
lebih cepat dibandingkan posisi duduk dan frekuensi pernapasan posisi tidur
terlantar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
e.
Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat.
Selain frekuensi perlu
diamati pula jenis pernapasannya, yaitu :
·
Chyne stokes
adalah pernapasan yang sangat dalam berangsur-angsur menjadi dangkal dan
berhenti sama sekali (apnea) selama beberapa detik untuk kemudian menjadi dalam
lagi. Gejala ini bisa dijumpai pada keracunan obat bius, penyakit jantung,
penyakit paru, penyakit ginjal kronis dan perdarahan pada susunan syaraf pusat.
·
Biot adalah
pernapasan dalam dan dangkal yang disertai masa apnea yang tidak teratur.
Gangguan ini sering menyertai meringitis.
·
Kussmaul adalah
pernapasan inspirasi dan ekspirassi yang sama panjangnya dan
sama dalamnya sehingga keseluruhan pernapasan menjai lambat dan dalam.
Gejala ini dijumpai pada keracunan alkohol, obat bius, koma diabetes, uremia
serta proses desak ruang intrakranium.
4) Pemeriksaan Nadi
Memeriksa
nadi digunakan untuk menilai sistem kardiovaskuler. Nadi dihitung selama 1
menit penuh. Adalah kebiasaan yang harus ditinggalkan bahwa menghitung nadi
setengah menit kali 2 atau seperempat menit kali 4. Tempat-tempat palpasi denyut
nadi adalah : arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada
siku bagian dalam, arteri femoralis, arteri poplitea, arteri dirsalis pedis,
arteri carotis dan arteri temporalis.
Tiga
komponen yang harus dilaporkan pada pemeriksaan nadi adalah : frekuensinya,
teratur tidaknya, dan isinya. Frekuensi nadi adalah jumlah denyut nadi selama
satu menit. Frekuensi nadi yang normal untuk orang dewasa adalah antara 60-90
kali permenit. Pada anak-anak dan wanita frekuensi nadi sedikit lebih cepat.
Demikian juga halnya waktu berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu
emosi. Frekuensi nadi yang dianggap abnormal adalah >100 dan
kurang dari 60. Nadi yang cepat disebut tachicardi atau pulsus frekuens
dan nadi yang lambat disebut bradicardia
atau pulsus rarus. Pulsus ferkuens dijumpai pada saat demam tinggi.
Faktor
yang mempengaruhi kerja atau denyut jantung adalah :
a. Usia
Peningkatan usia, nadi
berangsur-angsur menurun.
b. Jenis
kelamin
Pria sedikit lebih rendah daripada
wanita (pria= 60-65x/menit ketika istirahat. Wanita: 7-8 x /menit lebih
cepat.
c. Circadian
rhythm
Rata-rata menurun pada pagi hari
dan meningkat pada siang dan sore hari.
d. Bentuk
tubuh
Tinggi, langsing biasanya denyut
jantung lebih pelan dan nadi lebih sedikit dibandingkan orang gemuk.
e. Aktifitas
dan latihan
Nadi akan meningkat dengan
aktifitas dan latihan, dan menurun dengan istirahat.
f. Stress
dan emosi
Rangsangan saraf simpatis dan emosi
seperti cemas, takut, gembira meningkatkan denyut jantung dan nadi. Nyeri
adalah stresor yang dapat memacu nadi lebih cepat.
g. Suhu
tubuh
Setiap peningkatan 1⁰F: nadi meningkat
10x/menit, peningkatan 1⁰
C: nadi meningkat 15x/menit. Sebaliknya bila terjadi penurunan suhu tubuh, maka
nadi akan menurun.
h. Volume
darah
Kehilangan darah yang berlebihan
akan menyebabkan peningkatan nadi.
i.
Obat-obatan
Beberapa obat dapat menurunkan atau
meningkatkan kontraksi jantung. Golongan digitalis dan sedative menurunkan
denyut jantung. Cafeine, nikotin, kokain, hormon tiroid, adrenalin, dapat
meningkatkan HR.
BAB II
PENGUMPULAN DATA
DATA SUBYEKTIF
Identitas Probandus
Nama : CINDY LARASATI
Umur : 17
Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat : Jalan Pepaya Nomor 59 A
Berat Badan : 80 Kg
Tinggi Badan : 158
cm
Riwayat Kesehatan : Hypertensi,
Tifes, Magh.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan
Ke-
|
Tanggal
Pemeriksaan
|
Pukul
(WIB)
|
Posisi
Probandus Saat di Periksa
|
Status
Kesehatan Probandus
|
Aktifitas
Sebelum Pemeriksaan
|
Lokasi
Pemeriksaan
|
Tekanan
Darah (mmHg)
|
Suhu
(ºC)
|
Nadi/menit
(bpm)
|
Pernafasan/menit
|
1
|
4
Desember 2015
|
09.00
|
Duduk
|
Sehat
|
Duduk
santai (tidak ada aktifitas)
|
Ruangan
3.06 Respati
|
120/80
|
36,7
|
75
(kuat, irama teratur)
|
24
(irama teratur)
|
2
|
4
Desember 2015
|
12.20
|
Duduk
|
Badan
Kedinginan
|
Kehujanan,
tubuh menggigil. Berlari-lari Menaiki Tangga dari Lt. Dasar menuju Lt. 4
|
Aula
4.01 Respati
|
120/90
|
36,5
|
80
(kuat, irama cepat)
|
30
(irama tidak teratur)
|
3
|
4
Desember 2015
|
19.22
|
Duduk
|
Demam
|
Selesai
Makan
|
Lantai
Dasar Respati
|
140/80
|
37,2
|
90
(irama cepat)
|
28
(irama teratur)
|
4
|
5
Desember 2015
|
09.42
|
Berbaring
|
Demam
|
Selesai
makan dari Lt. Dasar naik ke Lt. 3
|
Mushola
Respati
|
120/80
|
37
|
81
(irama teratur)
|
29
(irama teratur)
|
5
|
5
Desember 2015
|
14.27
|
Berbaring
|
Demam
|
Santai
(tidak ada aktifitas)
|
Mushola
Respati
|
120/80
|
37
|
71
(irama teratur)
|
28
(irama teratur)
|
6
|
5
Desember 2015
|
19.55
|
Berbaring
|
Demam
|
Berkendaraan
(santai)
|
Di
Kamar Anti
|
130/70
|
37
|
74
(berdenyut kuat, irama teratur)
|
26
(teratur)
|
BAB III
PENGKAJIAN DATA
1) Tekanan
Darah
Pemeriksaan tekanan darah pada probndus (Cindy) yang saya
lakukan dengan metode tidak langsung menggunakan sphymomanometer dan stetoskop.
Pengukuran dilakukan di lengan kanan probandus bagian atas. Dari pemeriksaan tekanan
darah yang telah saya lakukan terhadap probandus (Cindy), ternyata waktu
pemeriksaan mempengaruhi pemeriksaan pada saat itu juga.
Waktu pemeriksaan pada probandus yang saya lakukan
berlangsung pagi, siang dan malam. Pada pagi hari tekanan darah agak menurun
sedangkan siang dan malam sedikit meningkat. Selain itu, aktifitas sebelum
pemeriksaan sangat mempengaruhi pemeriksaan tekanan darah pada probandus.
Seperti disaat probandus tidak beraktifitas (santai) tekanan darah probandus
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan disaat probandus melakukan aktifitas
(karena tubuh basah berlari-lari menaiki tangga dari lantai dasar menuju lantai
4), hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktifitas yang dilakukan maka akan
semakin tinggi pula aktifitas kerja jantung untuk memompa darah.
2) Suhu
Tubuh
Pemeriksaan suhu tubuh ini dilakukan pada aksila (ketiak)
dalam status kesehatan probandus yang berbeda yaitu, sehat, menggigil, dan
demam. Didapatkan hasil yang berbeda pula pada setiap pemeriksaan suhu
tersebut. Pada saat Probandus dalam keadaan sehat suhu tubuh probandus
terbilang normal (36,7º
C) merancu pada uraian Depkes; suhu tubuh normal manusia berkisar 36º C – 37,5º C. Pada saat probandus
dalam keadaan tubuh menggigil suhu tubuh probandus menurun (36,4º C) dibanding suhu
tubuh probandus dalam keadaan sehat. Sedangkan, pada saat probandus dalam
keadaan demam (karena kehujanan) suhu tubuh probandus meningkat (37,2) karena
ada peningkatan metabolisme rate dalam tubuh.
3) Nadi/menit
Pemeriksaan
nadi/menit ini dilakukan pada arteri radialis di sebelah tangan kanan dan waktu
pemeriksaan yang berbeda-beda yaitu pada pagi, siang, dan malam hari.
Didapatkan hasil yang berbeda pula pada setiap pemeriksaan nadi/menit tersebut.
Pada malam hari, pemeriksaan frekuensi nadi/menit probandus lebih tinggi
daripada pemeriksaan di pagi dan sore hari. Suhu tubuh juga mempengaruhi
frekuensi nadi/menit pada probandus. Setiap peningkatan 1⁰ C: nadi probandus meningkat
sekitar 15x/menit. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu tubuh probandus, nadi
berangsur menurun.
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau
hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung (menurut Pusat Diknakes Depkes RI 1996
dalam Eni Mahawati (1999:32)). Pada probandus yang mengaku mempunyai riwayat
penyakit hipertensi, di setiap pemeriksaan-pemeriksaan nadi/menit mengalami
peningkatan. Peningkatan denyut nadi berhubungan dengan peningkatan respirasi
yang menyebabkan meningkatnya aktifitasnya otot-otot respirasi, sehingga
dibutuhkan darah lebih banyak untuk menyuplai Oksigen dan nutrien melalui
peningkatan aliran darah seperti halnya disaat pemeriksaan pertama hari pertama
nadi/menit probandus senilai 75 dan 80 pada pemeriksaan kedua hari pertama
terjadi peningkatan nafas dari 24 menjadi 30.
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama
atau frekuensi jantung secara tidak teratur (menurut Delp & Manning 1994
dalam Eni Mahawati (1999:32)). Pemeriksaan nadi/menit pada probandus dalam
keadaan sehat dan dalam keadaan sakit frekuensi nadi dan irama berubah-ubah
secara tidak teratur, disaat probandus dalam keadaan sakit (demam) irama
nadi/menit teratur sedangkan disaat probandus dalam keadaan sehat irama cepat
selain itu aktifitas probandus sebelum pemeriksaan sangat mempengaruhi irama
dan frekuensi nadi/menit. Seperti halnya aktivitas disaat probandus melakukan
aktifitas (berlari-lari menaiki tangga dari lantai dasar menuju lantai 4) irama
nadi/menit cepat. Sedangkan disaat probandus tidak melakukan aktifitas (santai)
irama nadi/menit teratur, yang berarti semakin banyak aktivitas maka
pemeriksaan nadi lebih cepat.
4)
Nafas/menit
Pemeriksaan nafas/menit yang saya lakukan yaitu dengan
pemeriksaan secara inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan dilakukan dengan suhu
tubuh probandus yang berbeda-beda, posisi tubuh yang berbeda-beda dan aktifitas
sebelum pemeriksaan yang berbeda-beda. Pada saat suhu tubuh probandus tinggi
(demam), frekuensi pernapasan probandus semakin cepat dibanding keadaan suhu
tubuh normal dikarenakan tubuh mengalami peningkatan metabolisme untuk
mempertahankan suhu agar tetap stabil.
Pemeriksaan nafas/menit yang saya lakukan pada saat
posisi tubuh probandus sedang duduk dan berbaring terjadi perbedaan.
Pemeriksaan nafas/menit saat probandus sedang duduk senilai 24 dengan irama
teratur sedangkan pemeriksaan nafas/menit saat probandus sedang berbaring
senilai 28-29 dengan irama cepat dan teratur.
Aktivitas probandus sebelum pemeriksaan juga mempengaruhi
frekuensi nafas/menit seperti aktivitas probandus sebelum pemeriksaan yaitu
berlari-lari menaiki tangga dari lantai dasar menuju lantai 4 frekuensi nafas/menit senilai 30 dengan irama cepat dan
teratur. Sedangkan disaat aktivitas probandus sebelum pemeriksaan yaitu santai
(berkendaraan) frekuensi nafas/menit senilai 26 dengan irama teratur.
Nilai-nilai tersebut menunjukan perbedaan yang terjadi pada frekuensi
nafas/menit disaat suhu tubuh probandus berbeda-beda, posisi tubuh probandus
berbeda-beda dan aktivitas probandus sebelum pemeriksaan yang berbeda.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam praktek memeriksa tanda- tanda vital (TTV) yang dilakukan pada probandus (Cindy) dengan teori sudah sesuai. Misalnya pada pemeriksaan tekanan darah, terjadi perbedaan hasil pada saat dilakukan pemeriksaan di
waktu yang berbeda. Begitu juga dengan pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan nadi/menit dan pemeriksaan nafas/menit sesuai dan
sama dengan teori.
DOKUMENTASI
Pemeriksaan Hari Pertama Dipagi Hari
Lokasi di Aula 4.01
Pemeriksaan Hari Pertama Disiang hari
Lokasi Di Aula 4.01
Pemeriksaan Hari Pertama Dimalam Hari
Lokasi Lantai Dasar Respati (di depan ruang admisi)
Pemeriksaan Hari Kedua Dipagi Hari
Lokasi Mushola Respati Lantai 3
Pemeriksaan Hari Kedua Disiang Hari
Lokasi Mushola Respati Lantai 3
Pemeriksaan Hari Kedua Dimalam Hari
Lokasi di rumah Anti (kamar)
DAFTAR
PUSTAKA
Yuni Kusmiyati, SST. 2007. Keterampilan dasar praktik klinik kebidanan.
Yogyakarta:fitramaya
isi blognya bagus mbak. izin jadi referensi ya. makasih ^_^
BalasHapus:)
Hapus