BAGAN DETEKSI DINI DAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN MUDA SERTA PENANGANNYA

TUGAS KELOMPOK
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KELAS B12.2
BAGAN DETEKSI DINI DAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN MUDA SERTA PENANGANNYA
Dosen Pengampu : Ibu Dewi Setyaningsih,S.SiT,M.P.H
Disusun Oleh:

ARDIANTI (15140082)
RITA RATNA SARI (15140076)
ARI DWI NURMAYANTI (15140077)
MARLITA CLAUDIAWATI (15140078)
LOLA SALSABILAH (15140083)
KASRI DEWI PUTRIANTI (15140086)
NATALIA IKA D.(15140087)
DARMAWATI (15140088)
                                                           YUSTITIO V. R. (15140079)
                                                     MEILANI NINGSIH S. (15140085)


PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP
2015/2016


BAGAN DETEKSI DINI DAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN MUDA SERTA PENANGANANNYA

No
Deteksi Dini
Klasifikasi
Penyebab
Tanda
Penanganan
Komplikasi
1.
Abortus
Iminen, Insipien, Inkomplit, Komplit
Kelainan kromosom (60-80% abortus spontan pada trimester I), faktor imunologis, kelainan uterus, gangguan hormon (defisiensi hormon progesteron), infeksi, servik, inkompeten, penyakit, maternal, trauma, obat.
Amenorea, PP test (+)
perdarahan spotting  perdarahan banyak
nyeri perut ( abdomen ), Kanalis servikalis tertutup,
gestasional sac masih utuh, biasanya fetus masih hidup,
jika produk kehamilan sudah keluar ukuran uterus
Ø  lebih kecil dari usia kehamilan,
Ø  sesuai usia kehamilan,
Ø  jika perdarahan terjadi dalam kavum uteri
Ø  ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan, servik tertutup atau terbuka: (tergantung macam abortus)
flek (darah coklat),
Istirahat total, dilatasi dan kuterase, digital dan uterotorika, uterotoni, vitamin B kompleks dan sedative, periksa ulang, persiapan infus, transfusi darah, antibiotika, persiapan kuretage, mengobservasi kesadaran, mengobservasi perdarahan, mengobservasi infeksi, mengobservasi perforasi uterus





Syok Hemorargik, anemia, sepsis.

2.
Kehamilan Mola Hidatidosa
Faktor ovum, imunoselektif trofoblas, sosio ekonomi rendah, paritas tinggi, umur hamil ibu di atas 45 tahun, kekurangan protein, infeksi virus dan faktor kromosom.
Perdarahan bercak coklat gelap pada akhir trimester pertama,
hipertensi dan hiperemesis akibat kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu, pada muka dan badan tampak pucat kekuning-kuningan atau disebut muka mola (mola face), pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan,
tidak ditemukan ballotemen dan djj,
keluar jaringan mola, kadar HCG tinggi dan tiroksin plasma juga mengalami peningkatan, pemeriksaan USG terdapat gambaran vesikular (badai salju) dan tidak terlihat janin.
jika perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, maka atasi syok dan perbaiki keadaan umum terlebih dahulu, kuretase dilakukan setelah diagnosis dapat ditegakkan secara pasti, pemeriksaan dan pemantauan kadar hCG pasca kuretase perlu dilakukan mengingat kemungkinan terjadi keganasan, penundaan kehamilan sampai 6 bulan setelah kadar HCG normal, pemberian kemoterapi pada mola hidatidosa dengan resiko tinggi.

Perdarahan hebat sampaisyok, perdarahan berulang, anemia, infeksi sekunder, perforasi karena tindakan dan keganasan, dan keganasan apabila terjadi mola destruens/ koriokarsinoma

3.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan interstisial (kornual), kehamilan ovarium, Kkehamilan servik, kehamilan abdominal.
Riwayat kehamilan ektopik, riwayat operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi, riwayat Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamila, kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital, riwayat PMS seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease).
Amenorea/tidak haid, nyeri perut bagian bawah, 
perdarahan per vaginam iregular (biasanya dalam bentuk bercak-bercak darah),
rasa sakit pada salah satu sisi panggul,
tampak pucat, tekanan darah rendah,
denyut nadi meningkat,
ibu hamil mengalami pingsan dan terkadang disertai nyeri bahu akibat iritasi diafragma dari hemoperitoneum.
Terapi medikamentosa, terapi pembedahan, perbaiki keadaan umum, pengeluaran jaringan mola hidatidosa, pengawasan lanjutan.




Pada pengobatan konservatif, bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, (ini merupakan indikasi operasi), infeksi, sterilitas, pecahnya tuba falopii, komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.

4.
Hyperemesis Gravidarum

faktor hormonal, neurologis, metabolik, psikologis, keracunan, faktor endokrin, paritas, riwayat kehamilan mola dan kembar.

Muntah hebat, nafsu makan berkurang, asupan makanan buruk, penurunan berat badan, dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, alkalosis akibat hilangnya asam hidroklorida yang keluar bersama muntahan, hipokalemia.
KIE tentang kehamilan muda yang disertai dengan emesis gravidarum, anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat, makan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan yang merangsang muntah, pemberian obat-obatan ringan (sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin), dukungan psikologis (berupa menghilangkan rasa takut, mengurangi pekerjaan, menghilangkan masalah dan konflik), perawatan di rumah sakit (meliputi: isolasi sampai mual muntah berkurang),  penambahan cairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam 24 jam, pemberian kalium dan vitamin apabila diperlukan), terminasi kehamilan apabila kondisi memburuk, pemeriksaan laboratorium (berupa: analisis urin, kultur urin, darah rutin, fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline fostase), pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH), Na, Cl, K, glukosa, kreatinin, asam urat)), serta USG untuk menghindari kehamilan mola.
kelainan organ hepar, jantung, otak dan ginjal. Adapun kelainan organ pada hepar menyebabkan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis; pada jantung menyebabkan jantung atrofi, kecil dan biasa; pada otak menyebabkan perdarahan bercak dan pada ginjal menyebabkan pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontroli.
5.
Hypertensi Gravidarum
Hipertensi esensial, Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension, Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH). Pre-eklamsia, eklamsia.
Hipertensi esensial, penyakit ginjal, faktor predisposisi (primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda), faktor hormon (HCG dibentuk berlebihan), masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini (faktor organik).
Peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg
Atau peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik > 15 mmHg
Atau peningkatan mean arterial pressure >20 mmHg, atau MAP > 105 mmHg
Proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml
Diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam
Edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan
Diet biasa, tidak perlu diberikan obat-obatan, perbanyak istirahat, pantau tekanan darah dan protein urin, tanyakan pada ibu mengenai tekanan darah sebelum dan selama kehamilan serta tanda tanda trias pre eclampsia, tanyakan tentang riwayat tekanan darah tinggi dan pre ekalampsia pada ibu dan keluarga.

Hipovolemia yaitu kekurangan cairan plasma akibat gangguan pembuluh darah, gangguan ginjal, gangguan hematologis, gangguan hati, gangguan neurologis, gangguan penglihatan, gangguan kardiovaskular, gangguan pernafasan dan yang paling berat yaitu sindroma HELLP (Hemolisis, Elevated Liver enzyme, Low Platelet count), serta disertai gangguan pada janin mulai dari fetal distress, terhambat pertumbuhan, prematuritas, hingga kematian dalam rahim.

DAFTAR PUSTAKA
( http://www.kebidanan.net/tag/kehamilan-mola/ )

Komentar